Geolog asal University of California (UC), Riverside, Amerika Serikat telah menemukan satu jenis mineral baru, yakni cubic boron nitride, yang mereka beri nama "qingsongite". Sebenarnya mineral tersebut pertama kali ditemukan pada tahun 2009, namun baru mendapatkan pengakuan sebagai sebuah mineral baru dari International Mineralogical Association, pekan ini.
Larissa Dobrzhinetskaya dan Harry Green, keduanya geolog dari UC Riverside, dibantu oleh ilmuwan asal Lawrence Livermore National Laboratory, University of Maine, dan berbagai institusi asal Cina dan Jerman saat menemukan mineral tersebut.
"Keunikan dari qingsongite adalah bahwa ia merupakan mineral boraks pertama yang didapati terbentuk pada kondisi ekstrem jauh di perut bumi," kata Dobrzhinetskaya. "Mineral boraks jenis lainnya biasanya ditemukan di permukaan Bumi," ucapnya.
Mineral baru ini sendiri ditemukan di selatan Tibet pegunungan kawasan Cina di dalam batu-batuan yang kaya akan chromium yang berasal dari kerak paleooceanic. Lapisan ini pernah terhimpit hingga kedalaman 300 kilometer, direkristalisasi di sana dengan temperatur sekitar 1.300 derajat Celcius, serta tekanan hingga 118.430 atmosfer.
"Sekitar 180 juta tahun lalu, bebatuan tersebut kembali ke permukaan Bumi akibat proses tektonik yang mengakibatkan penutupan samudra Paleo-Thethys, sebuah samudra purba di masa Paleozoic, dan bertumbuknya India dengan lempeng Asia," jelas Dobrzhinetskaya.
Cubic boron nitride, yang pertama kali dibuat di laboratorium pada tahun 1957, dikenal sebagai material penting untuk teknologi. Alasannya adalah karena struktur atomnya memiliki kesamaan dengan ikatan karbon pada berlian. Ia punya kepadatan yang sangat tinggi dan bisa memiliki kekuatan yang sama dengan berlian.
Sampai saat ini, sudah lebih dari 4.700 jenis mineral yang diketahui, dan sekitar 100 proposal untuk mineral baru diajukan ke International Mineralogical Association untuk mendapatkan pengakuan.
Qingsongite sendiri berasal dari nama Qingsong Fang (1939-2010), seorang profesor dari Institute of Geology, the Chinese Academy of Geological Sciences, yang pertama kali menemukan berlian di bebatuan kaya chromium di Tibet, akhir 1970-an. Ia juga berkontribusi atas empat temuan mineral baru.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR