Hasil penelitian terbaru menyatakan, tes darah sederhana dapat dilakukan untuk mendeteksi autisme pada bayi sejak usia 12 bulan atau setahun.
Kerja riset selama enam tahun yang dikepalai oleh Profesor Eric Courchesne ini, dipresentasikan di hadapan forum internasional Konferensi Autisme Asia Pasifik di Adelaide, Australia, pada hari Kamis (8/8).
Penemuan tersebut besar artinya; sebuah terobosan dalam penelitan autisme. Autisme mempengaruhi satu di antara 100 anak dengan tingkat yang berbeda-beda. Namun sangat sulit untuk mengidentifikasikan gejalanya pada usia dini.
Eric Courchesne—merupakan seorang ahli bidang ilmu neurobiologi autisme— berkata, bahwa penelitian ini akan menggunakan pola-pola biologis melalui pemetaan jaringan-jaringan gen yang mengganggu produksi sel-sel otak. Mereka pun memindai otak dan menganalisis darah dari 600 bayi dan balita dengan rentang usia 1-4 tahun.
Cara pengukuran yang berfokus pada jaringan gen efektif untuk mendeteksi autisme. Sebab, kata Courchesne, ada tanda-tanda genetik tertentu yang bisa menjadi 'pintu masuk' untuk menunjukkan autisme pada bayi yang masih 12 bulan.
"Empat buah jaringan gen sudah dikenali adalah ciri autisme, keempatnya memiliki kesamaan sebagai biological signature," jelasnya.
Menurut Courchesne, penanggulangan autisme akan semakin baik baik jika kondisi tersebut bisa ditemukan lebih awal. "Bertahun-tahun saya bertanya-tanya apa saja sistem yang menyebabkan autisme terjadi, maka ini adalah penemuan yang amat menyenangkan," ungkapnya pula.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR