Selamat Idul Fitri 1434 H. Mengawali kembali aktivitas setelah merayakan kemenangan, ada sedikit hadiah menarik dari langit. Hujan Meteor tahunan yang terjadi mulai dari 17 Juli – 24 Agustus. Hujan Meteor Perseid.
Hujan meteor Perseid sekaligus juga menjadi pesta kembang api yang mengawali pesta kemerdekaan RI yg ke-68 ketika hujan meteor perseid mencapai puncaknya pada tanggal 12 Agustus 2013 jam 18.15 – 20.45 UT atau tanggal 13 Agustus 2013 jam 01.15 – 03.45 wib.
Menurut International Meteor Organization atau IMO, puncak Hujan meteor Perseid tahun ini akan memiliki laju 100 meteor per jam. Pada saat puncak hujan meteor Perseid, bulan sudah tenggelam sehingga kita bisa menikmati kilatan cahaya yang melintas cepat di langit dengan bebas. Tapi itupun jika lokasi pengamatan kita bebas dari polusi cahaya.
Rasi Perseus yang menjadi arah datangnya hujan meteor Perseid baru terbit tengah malam. Karena itu pengamatan baru bisa dilakukan lewat tengah malam saat rasi Perseus sudah beranjak meninggalkan horison di arah timur laut. Hujan meteor Perseid akan tampak datang dari arah rasi Perseus atau tepatnya di utara bintang Mirphak, bintang paling terang di rasi tersebut.
Hujan Meteor Perseid berasal dari sisa debu ekor komet Swift-Tuttle yang pernah melintasi Bumi dan diamati astronom Lewis Swift dan Horace Tuttle dari Amerika pada tahun 1862. Komet ini kembali teramati pada tahun 1992 dan memiliki periode 130 tahun. Ia akan kembali ke Bumi pada tahun 2126. Hujan meteor Perseid menunjukkan aktivitas yang kuat pada tahun 1990-an karena pada tahun 1992 komet 109P/Swift-Tuttle yang memiliki periode 130 tahun ini sedang berada pada periohelionnya (atau titik terdekatnya dengan Matahari). Aktivitas maksimum lainnya juga terlihat di tahun 2004 dan meskipun tahun ini diperkirakan tidak ada kemungkinan terjadi aktivitas maksimum seperti dahulu namun semua bisa saja terjadi.
Saat melintas, debu ekor komet yang berupa batuan mengalami tarikan oleh gravitasi Bumi dan masuk dalam lapisan atmosfer Bumi serta terbakar di sana. Debu yang masuk ke lapisan atmosfer atas tersebut akan membentuk plasma super panas di sepanjang lintasannya dan bergerak dengan kecepatan 60 km/detik. Inilah lintasan cahaya yang melintas dan dilihat pengamat dari Bumi sebagai hujan meteor Perseid.
Hujan meteor Perseid tahun 2013 tergolong menarik karena diperkirakan akan ada bola api (fireball) yang juga melintas. Tak hanya itu. Dibanding seluruh hujan meteor tahunan yang ada, data aktifitas fireball yang melintas sejak 2008 menunjukkan kalau Perseid merupakan juaranya fireball aka si bola api. Jadi, tak ada salahnya juga kalau ada dugaan kuat di hujan meteor Perseid tahun 2013, pengamat di Bumi akan bisa menikmati lintasan bak bola api yang sangat cerlang layaknya Jupiter dan Venus.
Fireball terbentuk dari partikel yang lebih besar yang masuk dan menghantam lapisan teratas atmosfer Bumi. Si partikel aka meteoroid dengan ukuran besar ini tampaknya “lumrah” ada pada sisa debu ekor komet Swift-Tuttle karena komet Swift-Tuttle memiliki inti komet dengan diameter cukup besar yakni 26 km.
Sambil menikmati hujan meteor Perseid, siapkan juga teleskop Anda untuk menikmati rasi Orion, rasi Taurus dengan Aldebaran yang jadi bintang paling terangnya di selatan Perseus. Tak ketinggalan ada gugusan lintang kartika atau Pleiades yang juga bisa dinikmati kehadirannya.
Jelang fajar, sesaat setelah jam puncak hujan meteor Perseid, si planet raksasa di Tata Surya dan si planet merah akan berurutan terbit menghiasi langit sembari menemani meteor perseid yang masih melintas di langit. Jupiter akan terbit jam 03.18 wib dan planet Mars akan menyusul terbit jam 04.01 wib.
Meskipun puncak hujan meteor berkisar pada jam 01.15 – 03.45 wib, bukan berarti sebelum dan sesudah itu tidak ada hujan meteor Perseid. Hujan meteor Perseid sendiri seperti yang disinggung di awal artikel berlangsung dari tanggal 17 Juli – 24 Agustus. Hanya saja pada saat jam puncak dan malam puncak, lintasan meteor yang melintas langit akan lebih banyak.
Pengamatan hujan meteor perseid bisa dilakukan dari lokasi yang memiliki langit gelap tanpa polusi cahaya. Atau area di sekitar rumah yang cukup gelap dan memiliki arah pandang ke timur sampai utara yang tidak terhalang apapun. Untuk mengamati hujan meteor, alat bantu terbaik untuk melihat lintasan cahaya di langit malam adalah mata.
Gunakan indra penglihatan Anda untuk menikmati keindahan langit malam hingga fajar menyingsing sambil bersantai bersama keluarga atau mungkin sambil menikmati musik kesayanganmu. Tidak perlu teleskop untuk menikmati hujan meteor. Tapi jika kamu ingin menikmati planet Jupiter dan Mars dengan lebih baik, siapkanlah teleskopmu untuk menikmati kedua planet tersebut.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR