Orang bilang karma bisa kembali dan menghukum Anda. Bagi kasus seekor ular copperhead yang direkam dalam sebuah video di YouTube, bukan karma yang kembali dan menggigitnya. Tetapi kepalanya sendiri yang sudah terpenggal dari tubuhnya.
Video yang diunggah Selasa pekan lalu menunjukkan kepala seekor ular copperhead yang sudah terpenggal sedang berbaring di dekat tubuhnya. Tetapi dalam detik ke-26, saat kita mengira ular tersebut sudah tewas, kepala yang sudah lepas itu tiba-tiba mengeluarkan taringnya dan menggigit ekornya sendiri.
Sam Bulliter, pria asal Huntsville, Alabama, AS, yang membunuh ular dan merekam kematiannya itu terdengar menceritakan kejadian aneh tersebut dalam video. "Ini hal yang gila! Bagaimana kamu menggigit dirimu sendiri, ular?" Ia berteriak secara histeris. "Kamu kini punya ekormu sendiri di mulutmu, kawan. Wow." Video yang menyebar luas ini segera mendapatkan lebih dari 750 ribu view.
Untuk memahami bagaimana reptil fleksibel yang tak berkepala ini mampu melakukan pergerakan hingga satu jam setelah kematiannya, National Geographic menghubungi James Murphy, head of the Reptile Discovery Center, Smithsonian's National Zoo, Washington DC, Amerika Serikat.
Apa sebenarnya yang terjadi di video ini? Apakah ular itu mati?
Saat ular tersebut kehilangan kepalanya, ia mati dan fungsi dasar tubuhnya telah berhenti, namun tetap ada beberapa aksi refleks yang masih bisa dilakukan. Dengan kata lain, ular masih punya kemampuan untuk menggigit dan menyuntikkan bisa meski kepalanya telah putus, bahkan setelah ia mati.
Mengapa ia menggigit dirinya sendiri?
Itu yang ada. Itu yang berada di sampingnya. Meski Anda telah memenggal kepalanya, ular masih tetap bisa menggigit dan membuka mulut. Ini alasan mengapa ular kadang-kadang menggigit dirinya sendiri, khususnya saat mereka terlalu gembira atau mereka kurang berhati-hati atas apa yang akan mereka gigit.
Bisakah ular mati karena terkena racun dari bisanya sendiri?
Ini merupakan topik yang sering diperdebatkan. Ada beberapa kasus di mana ular di penangkaran saling menggigit dan menyebabkan kematian ular lain dari spesies yang sama. Tetapi pertanyaannya adalah apakah kematian tersebut disebabkan oleh luka dari mekanisme gigitan - saat taring memasuki tubuh ular lain - atau akibat dari bisa.
Jika saya menemukan ular di halaman, apa yang harus saya lakukan?
Hindari dan jangan berusaha membunuhnya. Umumnya di sinilah saat-saat di mana gigitan ular terjadi. Dari sudut pandang seorang herpetologis, saya tidak ingin ada ular yang dibunuh. Jika orang berusaha menangkap atau membunuh ular tetapi mereka tidak punya pengalaman, mereka justru malah bisa terkena gigitan.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR