Selama ini Julius Caesar dikenal karena dua hal: intrik politik dan percintaannya dengan Ratu Mesir, Cleopatra. Namun, sebenarnya ia juga pantas disebut kampiun taktik perang pengepungan (siegewar).
Pertempuran di Alesia dicatat dalam sejarah emas kemahsyuran Julius Caesar. Diperkirakan jumlah pasukan Romawi di bawah komandonya hanya 30 - 60 ribu. Sedangkan pasukan Galia berjumlah 80 ribu.
Namun, posisi pasukan Romawi yang lebih terlatih berada sebagai penyerang. Sementara pasukan Galia bertahan di Alesia yang merupakan bukit yang dikelilingi sungai. Walau terdesak, pasukan Galia dalam posisi yang menguntungkan karena berada di wilayah lebih tinggi, mereka juga berbaur dengan penduduk sekitar. Tapi di sinilah letak kepiawaian Caesar dalam taktik perang diuji.
(Baca juga: Patung Bayi Kembar Cleopatra Ditemukan)
Caesar sadar bahwa menyerang langsung adalah tidak mungkin. Mereka kalah jumlah dan posisi. Untuk mengembalikan keadaan, ia berniat mengisolasi Alesia. Untuk itu ia memerintahkan pasukannya membuat tembok setinggi empat meter dan mengelilingi bukit Alesia sepanjang 18 kilometer.
Tembok circumvallation ini juga diperkuat menara pengawas yang dilengkapi senjata artileri dan perangkap manusia serta hewan. Di sisi luar tembok, dibuat dua parit yang masing-masing selebar 4,5 meter dan dalam 1,5 meter dan dialiri sungai. Semuanya dibangun dala waktu tiga minggu.
Akibat pengepungan ini, pasukan Galia menderita. Mereka berebut makanan dengan penduduk. Akibatnya, moral mereka runtuh.
Untuk menaikkan kembali moral pasukan ini, pemimpin Galia, Vercingetorix, memerintahkan pasukannya menyerang bagian yang terlihat lemah. Sepasukan berkuda Galia terbukti bisa menerobos keluar dari kepungan dan memanggil bala bantuan suku Galia lain.
Caesar terkejut dan memerintahkan pembuatan tembok kembali. Kali ini panjangnya mencapai 21 kilometer. Namun, tembok baru ini membuat dilema, yaitu pasukan Romawi jadi ikut terkepung ketika sekitar 250 ribu pasukan Galia datang di bawah komando Commius.
(Baca juga: Bukti Pertama Lokasi Julius Caesar Ditusuk Mati)
Meski demikian, pasukan gemblengan Caesar terbukti lebih ampuh. Caesar membawa sekitar 6.000 pasukan berkuda menerobos pasukan Commius. Ini membuat mental pasukan Romawi bangkit, sebaliknya pasukan Commius lari tunggang-langgang.
Vercingetorix, yang tertinggal dan pasukannya sudah kepayahan, menyatakan menyerahkan diri dengan terhormat pada September 52 Sebelum Masehi.
Kisah lengkap Julius Caesar bisa Anda simak dalam Majalah Angkasa edisi The Great Commanders of The Battle Fields.
Kala Terbunuhnya De Bordes oleh Depresi, Jadi 'Sejarah Kecil' di Hindia Belanda
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR