Sekitar lima kilometer sebelum memasuki kota Cirebon, pejalan dapat berwisata dan berbelanja batik di Sentra Batik Trusmi. Namanya konon dipetik dari Ki Gede Trusmi, yang menjadi murid salah satu wali di Pulau Jawa, bersama Ki Gede Pengging.
Ada dua versi batik bisa dijumpai di kawasan ini; batik klasik yang mendapat pengaruh daerah pedalaman (semisal Solo dan Pengging) serta batik pesisiran. Disebut terakhir merupakan hasil akulturasi Cirebon sebagai kota pelabuhan, banyak disinggahi saudagar dengan berbagai ragam budaya, seperti Cina dan Eropa. Hasilnya berupa batik dengan warna-warna cerah.
Masyarakat setempat menjadikan batik sebagai sumber utama penghidupan dan mereka membuka gerai atau display dagangan yang menyatu dengan tempat tinggalnya. Para pengunjung silakan membuka sepatu, karena mereka akan disilakan masuk ruang tamu berkarpet dengan lemari-lemari kaca berisi kain batik terlipat rapi.
Di situlah transaksi jual-beli berlangsung dan jangan lupa pula untuk menikmati keasrian rumah-rumah kuno dengan perabot antik yang menjadi daya tarik tambahan berwisata ke Trusmi. Atau terpikat menjajal dan melongok proses pembuatan batik dari dekat? Pengusaha batik dengan senang hati akan mengantar Anda ke halaman samping atau belakang rumah mereka.
Saat National Geographic Traveler bertandang ke salah satu rumah perajin, Batik Ninik Ichsan, akhir dari transaksi ditutup dengan limpahan empal gentong.
Ya, selepas berbelanja, ternyata tuan rumah ini menjamu pembelinya bak saudara jauh. Belum selesai rasa terima kasih kami, pemilik toko ini menawarkan tumpangan menuju bus rombongan kami berada. Pelayanan full service!
Saat ini, tak kurang dari 500 orang pengrajin membuat batik di Trusmi. Selain penduduk setempat, ada juga yang berasal dari beberapa daerah sekitarnya, seperti Desa Kaliwulu, Kalitengah, dan Gamel.
Ciri khas yang dapat dijumpai pada batik buatan Trusmi adalah ragam hias mega mendung dan wadasan atau batu karang, ditambah beberapa ornamen. Juga bentuk-bentuk binatang serta flora. Dengan warna-warna sogan gosok (kuning), magenta arah merah tua, biru tua, hitam serta dasar krem atau putih gading.
Daftar belanja
Nama kain: Batik Trusmi (Cirebon)
Contoh motif: mega mendung, singa barong, simbar menjangan, paksinaga liman
Penggunaan: Tradisional (kain panjang dipadu kebaya dan selendang senada)
Modern (kain panjang dengan atasan variatif yang sesuai tanpa selendang, atau dijadikan gaun terusan dan two-pieces untuk perempuan)
Estimasi harga: Rp 55.000 (motif pesisiran), ratusan ribu (bahan sutera), hingga jutaan rupiah tergantung lama dan kesulitan pembuatan
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR