Pemerintah Provinsi Sindh, Pakistan, akan menutup akses aplikasi komunikasi internet lewat telepon selama tiga bulan dengan alasan keamanan.
Dengan demikian maka para warga tidak akan bisa mengggunakan Skype, Watsapp, Tango, maupun Viber.
Layanan tersebut, menurut pihak berwenang, sering dimanfaatkan oleh para militan dan kriminal untuk merencanakan serangan walau tanpa penjelasan yang lebih rinci.
"Kami minta maaf atas ketidaknyamanan para pengguna namun kami terpaksa melarang layanan itu selama tiga bulan," jelas Menteri Informasi Provinsi Sindh, Sharjeel Memon, kepada AFP.
Keputusan itu diambil setelah pertemuan menteri besar Sindh dengan polisi dan pejabat intelijen.
Ditambahkan bahwa pemerintah provinsi akan meminta Otorita Telekomunikasi Pakistan untuk melarang penjuakan kartu SIM yang tidak terdaftar maupun yang palsu.
Bagaimanapun langkah itu masih memerlukan persetujuan dari pemerintah pusat di Islamabad dan Menteri Dalam Negeri, Chaudhry Nisar Ali Khan, mengatakan kepada para wartawan bahwa dia belum mengambil keputusan.
Para pegiat internet juga mengecam keputusan ini karena dianggap membatasi hak dasar warga.
Karachi, yang merupakan ibu kota Provinsi Sindh, belakangan ini marak dengan kekerasan oleh kelompok militan Islam, penculikan, maupun pembunuh bayaran.
Bulan September 2012, Pakistan sempat menutup layanan YouTube di negara itu setelah munculnya video anti-Islam di situs tersebut, yang memicu kemarahan umat Islam di seluruh dunia.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR