Para pejabat berwenang di India mulai melakukan penyelidikan setelah paling tidak 42 orang meninggal akibat menenggak alkohol beracun di Uttar Pradesh. Puluhan orang dirawat di rumah sakit dan para pejabat mengatakan mereka memperkirakan jumlah korban meninggal akan meningkat.
Polisi mengatakan, mereka menggrebek sejumlah tempat dan menahan 12 orang karena diduga mencampurkan alkohol dengan bahan kimia. Bahan kimia dan pestisida sering dicampur ke alkohol untuk meningkatkan rasa. Padahal, hasilnya dapat menyebabkan kejang, muntah-muntah, bahkan kematian.
Kematian karena minuman alkohol yang terkontaminasi cukup sering terjadi di India. Minuman alkohol buatan yang disebut desi daroo di India biasanya hanya seharga 10 rupee (Rp2.000), dan mayoritas konsumennya adalah warga kurang mampu. Sebelumnya, dalam kasus keracunan alkohol Desember 2011, sekitar 169 orang meninggal di Benggala Barat, sementara 109 orang meninggal di Gujarat Juli 2009. Hampir 200 orang meninggal di Orissa pada 1992 setelah menenggak alkhohol yang dicampur metil dan etil.
"Paling tidak 42 orang meninggal di rumah sakit. Namun, kami perkirakan jumlah korban akan meningkat karena banyak jenazah yang dikremasi keluarga tanpa memberitahu polisi atau petugas medis," kata petugas medis di Azamgarh, BB Singh, kepada BBC. Sejumlah korban ada yang buta setelah menenggak campuran minuman beracun itu, menurut keterangan pejabat. Enam polisi dan lima pejabat dari dinas bea cukai dipecat dari pemerintah negara bagian karena diduga terlibat.
Gujarat telah meloloskan undang-undang yang melarang penjualan dan pembuatan alkohol beracun. Menurut aturan, hukuman maksimal mereka yang terlibat adalah hukuman mati. Pemerintah daerah Gujarat mengatakan undang-undang itu dimaksudkan sebagai efek jera bagi yang terlibat dalam perdagangan ilegal.
Selain Gujarat, negara bagian lain yang melarang minuman beralkohol adalah Mizoram dan Nagaland.
Penulis | : | |
Editor | : | Oik Yusuf |
KOMENTAR