Kompetisi Asian Science and Mathematics Olympiad for Primary Schools (ASMOPS) yang bertujuan menggali potensi dan minat siswa-siswa sekolah dasar terhadap sains, digelar untuk ketiga kali oleh Surya Institute. Kompetisi ini dibuka di Bandung, pada Minggu (10/11).
Peserta tahun ini mencapai 87 persen dari para peserta tahun sebelumnya. Peserta berasal dari Filipina, Taiwan, Indonesia, dan khusus Nigeria di Afrika sebagai undangan. Adapun Iran dan Brunei absen hadir karena faktor biaya, Nepal tidak hadir karena faktor pengurusan siswa. Sementara Singapura dan Korea terlanjur mengikutsertakan siswanya pada lomba lain.
Dalam kata sambutan pendiri ASMOPS, Yohanes Surya, mengatakan bahwa matematika itu pintu yang membuka minat ke sains, sebagaimana sudah dibuktikan dari perkembangan minat banyak siswa Papua yang belajar di bawah binaannya di Surya Institute. Para siswa tersebut meraih medali dalam ASMOPS pertama, dan sekarang banyak yang juga memperlihatkan minatnya melanjutkan studi di bidang sains dan matematika.
ASMOPS 2013 memberikan fokus pada teamwork. Ini tampak dalam soal eksplorasi yang mencakup soal sains, soal matematika, serta soal kolaborasi matematika dan sains. Jadi selain tes individu tentunya, pada soal-soal ini, tim perlu merancang langkah eksperimen yang hanya bisa dikerjakan bersama, antaranggota tim.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR