Dalam pandangan saya, kehijauan Freiburg, Jerman, tidak hanya diwakili oleh kekayaan alam, tetapi juga cara hidup masyarakatnya. Di Freiburg berlaku kebijakan yang membuat orang meninggalkan mobil pribadi dan memilih moda transportasi umum.
Atas kesuksesan di bidang manajemen transportasi, pada 2007, Freiburg mendapat penghargaan Gold Star dari Osmose Awards. Kebijakan tersebut dihubungkan juga dengan perbaikan angkutan umum dan sarana bersepeda, serta pembatasan lalu lintas mobil, sehingga meraih keberhasilan yang signifikan dalam mengurangi penggunaan mobil pribadi di dalam kota.
Beberapa contoh dari kebijakan tersebut antara lain: mobil dilarang parkir di pusat kota, kendaraan bermotor hanya boleh melaju dengan kecepatan 30 kilometer per jam, dan di daerah permukiman penduduk diturunkan lagi menjadi 15 kilometer per jam. Bahkan, pada beberapa distrik seperti Vauban, penghuninya harus membayar lahan parkir senilai 18.000 euro (sekitar Rp276 juta) per tahun di garasi bersama.
Selain itu, sekolah, pasar, tempat bisnis, pusat perbelanjaan, dan area rekreasi terdistribusi dengan baik di tiap wilayah. Tidak heran masyarakat Freiburg lebih memilih menggunakan sepeda, tram, atau berjalan kaki. Dan bagi saya, berjalan kaki di Freiburg adalah kemewahan tersendiri—berbeda dengan di negeri sendiri. Di Freiburg, kita tidak perlu mencemaskan laju kendaraan yang tidak ramah pada pejalan kaki. Juga tidak terganggu dengan polusi udara dan suara yang kerap memancing emosi.
Lantas tidak berhenti pada kebijakan lalu lintas, jumlah passivehouse di Freiburg juga terbilang tinggi. "Pada dasarnya passivehouse adalah konsep rumah hemat energi. Kalau pada umumnya, rumah di Jerman menyalakan heizung (pemanas ruangan) selama musim dingin, ditambah satu bulan pada musim gugur, kalau di passivehouse hanya butuh tiga bulan. Itu artinya menghemat energi 40 persen," kata Vissia Ita Yulianto, teman di Freiburg.
Kelebihan lain passivehouse, pintu dan jendela tidak harus dibuka bila ingin mendapat udara segar karena sirkulasi udara sudah diatur secara sentral di Central Ventilation Unit. Konsep passivehouse menunjukkan bahwa hidup nyaman di kota tanpa banyak berkontribusi terhadap perubahan iklim ternyata bukan impian.
Penulis | : | |
Editor | : | Oik Yusuf |
KOMENTAR