Apa yang terlintas dalam pikiran kita ketika mendengar kata “Arab”? Beberapa kemungkinan mengemuka: ibadah haji, tenaga kerja Indonesia/TKI, atau tempat sumber ajaran Islam. Tetapi, apakah memang hanya itu saja?
Biennale Jogja/BJ XII 2013 berupaya membuka saluran-saluran komunikasi yang bersifat alternatif dan personal melalui medium senirupa. Upaya ini untuk memeroleh pemahaman yang lebih luas dan lebih mendalam atas kemungkinan jawaban-jawaban lain selain tiga jawaban di atas.
BJ XII 2013—disebut juga Biennale Equator #2—adalah perhelatan dwitahunan senirupa kontemporer, diselenggarakan di Yogyakarta. BJ kali ini bertajuk “Not A Dead End”.
Yayasan Biennale Yogyakarta sebagai penyelenggara Biennale Equator telah menyusun platform penyelenggaraan Biennale Jogja 2011-2022. Dalam waktu 10 tahun ini, Indonesia akan melakukan perjumpaan dan berdialog dengan negara-negara di kawasan Khatulistiwa. Batasan geografis yang dipatok adalah kawasan yang terentang di antara 23.27° LU dan 23.27° LS.
Secara berurutan, gerakan yang diambil adalah menuju ke arah Barat: India (2011), negara-negara di kawasan Arab (2013), negara-negara di benua Afrika (2015), negara-negara di Amerika Latin (2017), negara-negara di kepulauan Pasifik dan Australia (2019), negara-negara di Asia Tenggara (2021). Pada 2022, Biennale Jogja akan ditutup dengan Konferensi Equator.
Tahun ini, giliran Indonesia melakukan perjumpaan dengan Kawasan Arab. Lima negara di Kawasan Arab yang dipilih sebagai mitra adalah Arab Saudi, Mesir, Oman, Uni Emirat Arab, dan Yaman. Dari Indonesia, peserta berasal dari Yogyakarta, Jakarta, dan Bandung. BJ XII 2013 diikuti oleh 35 seniman.
Sebagai bagian dari platform, Biennale Jogja Equator diformulasikan sebagai kerja sama antara seorang kurator Indonesia, dan seorang ko-kurator asal negara mitra. Dalam BJ XII, Agung Hujatnika bertindak kurator; Sarah Rifky asal Mesir sebagai ko-kurator.
Platform lainnya dari Biennale Equator adalah elemen-elemen kegiatan utama yang akan selalu ada di setiap penyelenggaraannya. Beberapa di antaranya adalah pameran utama, Festival Equator, Parallel Events, dan Program Sukarelawan.
Biennale Jogja XII 2013 “Not A Dead End” secara resmi dibuka pada 16 November 2013 dan akan berlangsung hingga 6 Januari 2014. Lokasi penyelenggaraannya tersebar di lima tempat, yakni: Jogja National Museum, Taman Budaya Yogyakarta, SaRanG Building, Langgeng Art Foundation/LAF, dan HONFabLab.
Pameran utama beserta seluruh kegiatan pendampingnya terbuka untuk umum dan gratis. Info lebih detail bisa diperoleh di www.biennalejogja.org/2013
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR