Perpustakaan Nasional harus memperbanyak ahli filologi karena pemeliharaan naskah kuno yang menjadi koleksi lembaga tersebut tidak sekadar pemeliharaan fisik. Dan di sisi lain, tenaga filologi masih sangat terbatas.
"Karena itu, pemberian beasiswa untuk jurusan filologi kepada sumber daya manusia yang dimiliki Perpustakaan Nasional harus jadi prioritas," ungkap Guru Besar Ilmu Filologi Universitas Indonesia, Achadiati Ikram, Sabtu (23/11) lalu.
Achadiati yang juga pendiri Yayasan Sastra Nusantara ini mengatakan, untuk memperbanyak filolog (ahli naskah), upaya yang dapat ditempuh yaitu dengan pemberian beasiswa. Saat ini sejumlah universitas sudah memiliki jurusan filologi, seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Udayana.
Dalam sebuah seminar pekan lalu, Kepala Pusat Preservasi Perpusnas, Sri Sumekar, mengutarakan bahwa hampir separuh—46,3 persen—dari total 9.764 koleksi Perpusnas, rusak akibat salah penyimpanan.
Ketua Umum Masyarakat Pernaskahan Nusantara Oman Fathurahman menuturkan, terdapat banyak koleksi naskah kuno di Perpusnas yang rusak. Itu disebabkan komposisi antara ahli preservasi dan dokumen yang harus dipreservasi tidak sebanding.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR