Tepat pada pukul 12.15 waktu setempat, bendera merah putih kembali berkibar di puncak salah satu gunung yang ada di jajaran Pegunungan Himalaya, Nepal, ini. Perjalanan panjang selama 24 hari mewarnai usaha tim Gapai Tinggi dalam meraih titik tertinggi gunung nan memikat ini.
Menurut Cak Lukik, manajer tim, selama melakukan perjalanan, Fedi ditemani oleh seorang climbing Sherpa. Pada tanggal 21 November 2013, keduanya bergerak dari Base Camp pada 21 November 2013, pada pukul 8.30 waktu setempat. “Fedi melakukan summit push dari Camp 1 karena khawatir tak mendapat tempat di Camp 2,” ungkap Cak Lukik melalui pesan singkatnya. Hal ini terkait dengan kepadatan jalur akibat adanya tim-tim pendaki lain yang juga akan meraih puncak dalam musim ini.
Pada pukul 13.00, kedua pendaki tiba di Advance Base Camp untuk santap siang, dan melanjutkan perjalanan hingga tiba pukul 17.00 di Camp 1. Setelah beristirahat selama tiga jam, mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan hingga ke Camp 2 dan tiba di sana pukul 00.00 waktu setempat.
Untuk menghindari kepadatan rute oleh pendaki-pendaki dari tim lain, para pendaki memutuskan untuk langsung meneruskan perjalanan langsung menuju puncak tanpa beristirahat terlebih dahulu. “Jam 08.00 saya mencapai Camp 3. Angin dingin yang sangat kencang menerpa tubuh saya,” ungkap Fedi.
Akhirnya setelah 16 jam melakukan pendakian tanpa jeda malaui rute Punggungan Barat Daya atau Southwest Ridge, termasuk mendaki jalur dinding es dengan tingkat kemiringan 45 derajat dengan menggunakan kapak es dan crampon, akhirnya Fedi berhasil mengibarkan sang Merah Putih di titik tertinggi Ama Dablam.
Sebelumnya, pendaki Indonesia, Alvin Reggy Perdana dari Himpala Universitas Nasional Jakarta, juga mengibarkan bendera Indonesia di puncak yang sama, tepatnya pada 10 November 2012. Tim Gapai Tinggi sendiri akan kembali menginjak tanah air pada enam Desember 2013 mendatang.
Penulis | : | |
Editor | : | Yoga Hastyadi Widiartanto |
KOMENTAR