Berkendara melintasi kabut bisa menjadi hal yang sangat sulit, bahkan bagi seorang pengemudi terbaik sekalipun. Namun sebuah kamera berteknologi baru bisa membantu kendaraan menjelajahi sendiri cuaca berat.
Dibuat bermodalkan hanya Rp6 juta, kamera tersebut menggunakan LED yang memancarkan sinar dalam hitungan nanodetik. Ia mengandalkan time-of-flight photography, yang mengukur seberapa cepat sinyal cahaya dipantulkan kembali ke kamera untuk menentukan jarak sebuah objek.
Cara kerjanya kurang lebih sama seperti seekor kelelawar yang sedang melakukan survey pada sebuah gua menggunakan sonar.
Dikembangkan oleh tim peneliti yang diketuai oleh Ramesh Raskar dari Camera Culture group, Media Lab, MIT, kamera nano 3D ini menggunakan sebuah gelombang cahaya yang memancar untuk memindai sekelilingnya. Setelah itu, software yang dimiliki akan membedakan antara cahaya yang dipantulkan oleh permukaan buram dan cahaya yang bergerak melalui benda-benda seperti kaca ataupun air hujan.
Kamera kemudian akan membedakan antara sinar yang datang secara langsung, terpencar, dan juga sinar yang dipantulkan. Artinya, ia bisa digunakan untuk teknologi pencegah tabrakan atuapun pencitraan medis.
Dibandingkan penelitian sebelumnya di bidang fotografi komputasional, menurut Steve Marschner, peneliti dari Cornell University, New York, kamera ini menggunakan pendekatan yang cerdas dan cara yang berbeda. "Ini merupakan teknologi yang menarik dan mengandung potensi besar. Saya memprediksi akan ada aplikasi di area yang mengejutkan di masa datang," ucapnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR