Shimizu Corp., sebuah perusahaan konstruksi asal jepang mengungkapkan proposal untuk membangun pembangkit listrik tenaga matahari di sekitar garis khatulistiwa bulan. Energi yang dikumpulkan ini kemudian akan dikirim ke bumi. Proyek ini sendiri mereka sebut sebagai Luna Ring.
Sejak gempa bumi dan tsunami dahsyat yang menghantam Jepang pada Maret 2011 lalu (yang akhirnya menjurus pada ditutupnya sejumlah pembangkit listrik nuklir), para ilmuwan di Jepang dan negara-negara lain terus berupaya mencari cara untuk membuat listrik. Dalam proposalnya, perusahaan swasta tersebut mengincar langit.
Idenya, menurut juru bicara Shimizu, adalah menempatkan jalur beton yang bisa dibuat menggunakan tanah bulan sepanjang 250 mil di sekitar garis khatulistiwa bulan yang mencapai panjang total sekitar 6800 mil. Pembangunan dikerjakan oleh robot yang dikontrol oleh manusia dari bumi.
Beton tersebut akan diselimuti oleh panel sel surya yang akan terhubung lewa kabel ke sebuah stasiun transmisi laser dan gelombang mikro. Energi yang dikumpulkan akan dikirim dari bulan ke stasiun penerima di bumi. Cara ini memungkinkan sumber energi non stop karena bulan tidak memiliki cuaca buruk ataupun awan tebal yang mengganggu.
Shimizu mengklaim, sistem seperti ini akan mampu mengirimkan listrik sebesar 13 ribu terawatt ke bumi, dan pembangunan proyek tersebut diwacanakan bisa dimulai pada tahun 2035 mendatang.
Sayangnya, Shimizu tidak mengungkapkan biaya dan tingkat kesulitan menggelar proyek tersebut. Mendirikan bangunan sebesar itu, apalagi dari jarak jauh, sampai saat ini belum pernah dicoba. Meski demikian, ada kemungkinan proyek Luna Ring baru akan kembali dibahas serius saat teknologi baru yang akan membuat proyek tersebut semakin terjangkau di masa depan sudah muncul.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR