Sebuah hubungan yang signifikan telah diamati antara polusi udara dalam ruangan dengan berat badan bayi yang rendah saat lahir.
Kebanyakan orang cenderung berpikir polusi udara itu sesuatu di luar ruangan. Sebenarnya, udara di dalam rumah kita, kantor, dan bangunan lainnya lebih tercemar daripada udara di luar.
Udara di dalam rumah bisa tercemar oleh timbal dari debu rumah, formaldehida, asap api, bahkan bahan kimia yang menguap dan wewangian yang digunakan dalam pembersih. Beberapa polutan justru masuk ke dalam rumah. Seperti saat masuknya kasur atau mebel baru, serta penggunaan pembersih karpet atau lapisan cat di dinding.
Menurut sebuah penelitian terbaru, wanita yang tinggal di daerah dengan tingkat karbon monoksida tinggi, 10 sampai 25 persen lebih mungkin melahirkan bayi prematur dibandingkan dengan wanita yang tinggal di daerah yang kurang tercemar.
Ini juga berlaku bagi wanita yang menghirup udara tercemar selama trimester pertama atau bulan-bulan terakhir kehamilan. Paparan tingkat polusi tinggi selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko memiliki anak dengan autisme atau cacat fisik dan mental yang serius.
Mengingat dampaknya yang negatif, sangat penting bagi wanita hamil untuk memastikan bahwa udara di sekitar mereka bebas racun.
Bila polusi udara tidak bisa sepenuhnya dikontrol, wanita hamil memiliki pilihan untuk menjaga rumah agar bebas polusi dengan menghilangkan penyebab polusi dari produk rumah. Cara yang paling mudah adalah dengan membuka jendela dan ventilasi rumah setiap hari.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR