Dalam beberapa tahun terakhir, spesies baru telah ditemukan termasuk tarantula biru cemerlang dari Brazil, nudibranch (siput laut tak bercangkang) totol dari Samudera Pasifik dan kaki seribu merah mudaberduri millipede dari Thailand. Dan siapa yang tidak akan gemas dan tertarik pada beruang air lebih gemuk dan lamban dari Peru atau katak hijau bening tembus pandang dari Ekuador?
Saya memahami daya tarik spesies seperti burung dan primata itu, dengan bulu indah atau kemiripan dengan diri kita sendiri, relatif terkenal dan menarik. Terlebih lagi, penemuan spesies baru dalam kelompok ini adalah peristiwa semakin langka.
Tapi faktanya adalah, bahwa tidak ada dua spesies yang sama, dan masing-masing memiliki sesuatu yang unik untuk mengajarkan kita tentang ekologi atau evolusi.
Sebagian besar diabaikan oleh media popular ketika para ilmuwan menyebutkan ada sekitar 18.000 spesies baru setiap tahun, dan hampir dua juta spesies dinamai sejak 1750-an sebagai awal untuk mengungkapkan keanekaragaman hayati planet kita yang paling luar biasa.
Para ahli memperkirakan sepuluh juta jenis tanaman dan hewan menunggu ditemukan, tanpa memperhitungkan dunia mikroba, yang mungkin menjadi lebih beragam.
Keanekaragaman hayati terancam pada skala yang belum pernah disaksikan manusia. Diperkirakan, spesies akan punah seribu kali lebih cepat daripada di kurun geologi terakhir, sedangkan laju penemuan spesies tidak berubah sejak 1940.
Lebih lanjut, tingkat kepunahan spesies dapat memicu dalam tiga abad ke kala pertama masa kepunahan di planet kita dalam 65 juta tahun dan kehilangan 75 persen dari semua spesies yang hidup saat ini. Bersambung
Penulis | : | |
Editor | : | Kahfi Dirga Cahya |
KOMENTAR