Lupa adalah salah satu gejala pikun (demensia). Dikhawatirkan kemunduran tersebut bisa bersifat progresif atau memburuk perlahan-lahan. “Mulai dari kemunduran ingatan, disorientasi, kesulitan dalam berkomunikasi, kehilangan kemampuan praktis sehari-hari. Bahkan perubahan kepribadian atau perilaku yang disebut penderita demensia Alzheimer,” tutur Dr. Tuti Suwirno Zacharia, Sp.S, dari RS Premier Bintaro.
Gejala demensia berawal dari kehilangan ingatan jangka pendek. “Kemampuan menyimpan informasi baru mengalami kemunduran karena perubahan dalam otak yang terjadi akibat penyakit Alzheimer.”
Awalnya, kemunduran yang terjadi untuk ingatan jangka pendek tidak masalah. “Banyak orang mengalami ingatan kurang baik ketika beranjak tua. Namun, jika penyakit itu berkembang, kehilangan ingatan jadi menyiksa.”
Gejala disorientasi juga bisa terjadi karena hilangnya kemampuan mengarahkan tujuan atau waktu tertentu. “Tidak tahu berada dimana, hari dan bulan apa. Bahkan tidak bisa menentukan siang atau malam. Tak heran banyak orang tua yang lanjut usia hilang, karena kesulitan menemukan jalan pulang.”
Begitu juga dengan komunikasi, sulit menemukan kata-kata yang tepat hingga tidak bisa terlibat dalam percakapan yang sulit. “Biasanya tidak bisa menyelesaikan kalimat, bicaranya ngelantur, atau mengucapkan hal yang sama berulangkali.”
Kemampuan praktis yang biasanya dimiliki pun menjadi sulit, seperti mengendarai mobil atau memasak. “Parahnya, untuk tahap lebih lanjut tidak dapat memakai pakaian atau mandi sendiri.”
Pergantian suasana hati pun tidak jelas. “Atau justru bagian terdalam dari pribadinya dapat lebih terungkap. Yang tadinya lembut dan kalem jadi pemarah, agresif, pendengki, cemas. Sampai tahap mengucapkan sesuatu yang tidak baik.”
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR