Iwan Hunowu, dari Wildlife Conservation Society (WCS) Sulut, mengatakan, masih banyak perdagangan satwa liar di pasar-pasar tradisional di Minahasa, seperti di Pasar Langowan dan Tomohon. “Hampir semua satwa liar diperjualbelikan di Pasar Langowan dan Tomohon, termasuk yaki, babi hutan, babirusa, anoa, paniki yaki, tikus hutan ekor putih, ular, kuskus, tupai, dan weris.”
Baca juga: Makanan Minahasa dan Tradisi Menyantap Hewan Liar
Satwa-satwa itu dijual hampir setiap minggu tetapi sebagian besar tergantung persediaan daging satwa itu. Satwa-satwa itu didapat dari hutan di Minahasa, Gorontalo, bahkan Sulawesi bagian tengah, tenggara, selatan, dan Kalimantan.
Stephan Milyosky Lentey dari Macaca Nigra Project menambahkan, pasar-pasar tradisional di Tomohon dan Langowan yang menjual satwa liar itu dianggap wisata kuliner ekstrem oleh pendatang yang berkunjung.
“Pasar ini seperti tempat wisata dengan menyebut kuliner ekstrem. Ada yang bilang belum lengkap kalau datang ke Sulut belum melihat pasar ekstrem ini. Tentu ini sangat merugikan.”
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR