Selain terkenal akan kegiatan karapan sapi, penduduk di Pulau Madura, Jawa Timur, juga memiliki keterampilan turun menurun berupa keterampilan membatik. Salah satu sentra batik di pulau garam ini ada di kota Bangkalan.
Bersama rombongan Indonesia Fashion Week dan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kami berkesempatan mengunjungi salah satu galeri batik tulis terkenal yang bernama Tresna Art. Di galeri yang memiliki ciri rumah khas Madura ini kita bisa mendapatkan beragam batik tulis berwarna cerah. Warna yang mencolok memang menjadi ciri khas batik Madura.
“Warna-warna terang ini mencerminkan karakter orang Madura karena dikenal memang menyukai warna gonjreng,” ujar Supi Amin, pemilik Tresna Art Galeri, Minggu (29/12).
Dalam galerinya, ada dua jenis batik tulis yang disajikan, yaitu batik tulis arah timur dan arah barat. Yang dimaksud arah timur adalah batik tulis yang menggunakan pewarnaan bahan kimia, maka hasil warnanya pun terlihat lebih cerah.
Sedangkan untuk batik tulis arah barat masih menggunakan pewarnaan alam yang dihasilkan dari bahan-bahan seperti daun jati dan daun jambu. Daun jati sendiri dipakai untuk menghasilkan warna merah.
“Porsi batik yang menggunakan pewarnaan alami lebih banyak disini dibandingkan batik dari warna kimia,” lanjutnya.
Proses pewarnaan alami memakan waktu enam bulan sampai satu tahun. Bahan-bahan pewarna tersebut diendapkan di dalam gentong atau yang sering disebut oleh pengrajin batik yakni gentongan. Tak heran jika batik tulis yang berasal dari warna alami justru warnanya dapat bertahan sampai ratusan tahun.
“Makanya kain batik tulis warna alami ini juga paling mahal diantara batik tulis lainnya karena warna yang dihasilkan pun sempurna dan melekat pada kain dengan baik,” paparnya.
Untuk batik tulis gentongan sendiri dihargai sekitar Rp3 juta dengan motif yang beragam. Menurut Supi, selain warna-warna yang menjadi identitas batik tulis Madura, motifnya pun cenderung mayoritas didominasi oleh motif binatang.
“Kebanyakan identitas motif batik tulis Madura itu berbentuk binatang, seperti burung atau kupu-kupu. Tapi ada juga beragam motif bunga,” tandasnya.
Di Madura, beberapa motif klasik antara lain matahari dari Sampang dan manuk dari Bangkalan.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR