Sapuan kuasnya di atas kanvas begitu mantap dan pemilihan warnanya sungguh menakjubkan. Hasil lukisan hasil karyanya beberapa laku terjual hingga 700 dollar AS atau sekitar Rp 7 juta.
Lebih menakjubkan lagi jika Anda mengetahui si "dia" yang tengah melukis ini. Dia yang dimaksud adalah Noppakhao alias Peter, seekor gajah asal provinsi Ayutthaya, Thailand.
Noppakhao yang berarti sembilan warna batu mulia itu mulai melukis sekitar delapan tahun lalu sebagai bagian dari proyek konservasi dan seni gajah Asia (AEACP) yang dipusatkan di provinsi Ayutthaya, di sebelah utara Bangkok.
Menurut situs resmi AEACP, gajah jantan berusia 11 tahun itu menunjukkan naluri yang luar biasa terhadap warna dan cara mengendalikan kuas saat menggambar pemandangan dan bunga.
Sebagian besar lukisan karya Noppakhao juga merupakan lukisan ramah lingkungan karena dibuat di atas kanvas yang diolah dari daur ulang kotoran gajah.
Semua uang yang dihasilkan dari penjualan lukisan Nopphakao ini disalurkan untuk proyek-proyek konservasi dan pelatihan.
"Kami mencoba untuk memberikan kebahagiaan dan kesehatan untuk sebanyak-banyaknya gajah," demikian pernyataan AEACP.
"Uang yang diperoleh AEACP akan digunakan untuk menyediakan makanan yang lebih baik bagi gajah dalam penangkaran, memperbaiki kualitas kandang, dan menyediakan dokter yang lebih baik," tambah AEACP.
Pada masa lalu, lukisan gajah memicu tudingan bahwa para gajah itu dilatih paksa dan tak jarang dengan kekerasan untuk bisa melakukan berbagai ketangkasan.
Namun, AEACP menjamin tidak ada kekerasan apa pun terhadap gajah baik saat melukis maupun interaksi sehari-hari lainnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR