Jenny Grave, seorang profesor University of Melbourne, Australia, berdasarkan hasil risetnya pernah menyatakan bahwa kromosom kelamin laki-laki, kromosom Y, akan punah dalam 5 juta tahun.
Grave, seperti dikutip Daily Mail, 2 April 2013, mengatakan bahwa kepunahan kromosom Y tersebut terkait dengan penyusutannya. Penyusutan akan terus berlangsung sehingga dalam jangka waktu 5 juta tahun mendatang, kromosom Y akan hilang.
Apakah skenario tersebut memang akan menjadi nyata?
Melissa Wilson Sayres, pakar biologi evolusi dari University of California, Berkeley, melakukan riset dengan melakukan analisis genetik pada 16 pria kaukasia dan negro Afrika. Hasil risetnya menantang pandangan Grave.
"Kromosom Y pada manusia masih akan bertahan lama," kata Sayres.
Sayres membenarkan bahwa kromosom Y memang mengalami penyusutan.
Beberapa ratus juta tahun lalu, kromosom Y memiliki jumlah gen dan ukuran sama dengan kromosom X. Namun, kini kromosom Y hanya punya 27 gen unik, sementara kromosom X masih punya 800 gen.
Penyusutan terjadi karena kromosom Y tidak memiliki pasangan, tak seperti 22 kromosom tubuh manusia dan kromosom X. Akibat tak punya pasangan, kromosom Y tidak bisa melakukan proses rekombinasi genetik yang berguna untuk memperbaiki kerusakan karena mutasi. Akhirnya, kerusakan terus menumpuk hingga akhirnya DNA dibuang dan kromosom terus menyusut.
Namun, walau Sayres setuju bahwa kromosom Y mengalami penyusutan, ia meyangkal bahwa penyusutan itu akan berbuah pada kepunahan kromosom Y dalam 5 juta tahun.
Berdasarkan hasil riset Sayres, variasi kromosom Y pada obyek studi rendah.
"Kami menunjukkan bahwa model seleksi pemurnian yang berlaku pada kromosom Y untuk menghilangkan mutasi berbahaya, bersama pengurangan moderat jumlah laki-laki yang mewariskan kromosom Y-nya, bisa menjelaskan diversitas kromosom Y yang rendah," katanya.
"Seleksi alam telah berlaku pada kromosom Y dan telah mempertahankan gen dengan cukup baik. Semua bukti menunjukkan bahwa kromosom Y takkan hilang," pungkas Sayres seperti dikutip The Guardian, Kamis (9/1).
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR