Dari sepiring siomay, Dede Suhana kini mampu menghidupi 23 orang karyawannya. Ia pun mampu menggaji seorang karyawannya hingga Rp4 juta per bulan. Itu masih di luar bonus dan intensif lain.
Keistimewaan siomay yang diberi label “Mang Dede” ini terletak pada rasanya yang gurih. Sedikit kenyal, rasa ikan tenggirinya mudah sekali tercecap lidah. Selain itu, harganya pun relatif murah. Dengan uang Rp12.000, kita sudah mendapatkan seporsi siomay. Terdiri atas tahu, kol, telur, siomay, dan kentang.
Rasa istimewa ini, tak terlepas dari konsistensi Dede menjaga kualitas racikan. Bahkan untuk tepung pun, Dede mendatangkannya dari Bandung. Menurutnya, tepung yang dijual di pasar seputar Bekasi, kurang bagus untuk sioamay buatannya.
Tak hanya itu, ia hanya menggunakan ikan tenggiri berbobot 1,5 kg – 2,5 kg. Bila terlampau ringan, rasa gurihnya kurang terasa. Sebaliknya, bila terlampau besar, dagingnya terasa lebih kasar. Untuk memastikan pasokan bahan baku selalu berkualitas, Dede telah memiliki penjual ikan tenggiri langganan. Kerjasama ini telah dijalaninya hingga 8 tahun.
Dede pun menggabungkan 2 “aliran” dalam membuat siomay. Yakni aliran pengguna gula merah dan pengguna gula putih. Menurut Dede, masing-masing racikan tersebut memiliki kekurangan. Dengan menciptakan resep sendiri yang “menggabungkan” kedua aliran tadi, Dede mampu membuat siomay dengan rasa berkelas namun harganya terjangkau masyarakat. Berkat konsistensi menjaga mutu dan rasa itulah, pelanggannya membentang dari pelbagai lapisan. Mulai dari masyarakat biasa, selebritis, tokoh, hingga kalangan pejabat.
Penasaran dengan siomay Mang Dede? Silakan singgah ke Ruko Dukuh Zamrud Raya Blok N No 12, Kemang Pramata, Bekasi.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR