Warga di daerah yang terkendala dampak kabut asap diminta untuk berhati-hati saat keluar rumah. Pasalnya, kabut asap itu sangat berbahaya bagi kesehatan. Warga diingatkan untuk selalu mengenakan masker setiap beraktivitas.
"Kabut asap itu sangat mengganggu. Jangan hirup asap itu karena itu yang nomor 1 siapkan masker," ujar Nafsiah, di Kompleks Kepresidenan, Jumat (28/2).
Menurut Nafsiah, menghirup asap bisa menyebabkan iritasi pada mata dan kulit, serta gangguan pernapasan. Untuk mengantisipasi gangguan kesehatan di wilayah terdampak kabut asap, Nafsian mengatakan, sudah ada tenaga kesehatan di seluruh provinsi di Indonesia yang sudah dilatih menghadapi situasi bencana.
"Jadi di situ sudah ada stok untuk obat-obatan sudah ada," katanya. Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Riau menetapkan status tanggap darurat kabut asap yang merupakan kejadian luar biasa akibat terjadinya kebakaran hutan dan lahan untuk membuka lahan baru bagi perkebunan kelapa sawit.
Dari 12 kabupaten/kota di Riau, tujuh daerah sudah tanggap darurat setelah banyaknya korban yang terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang mencapai 22.301 orang dan dipastikan akan terus bertambah. Ketujuh kabupaten/kota yang menetapkan status tanggap darurat kabut asap itu adalah Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Siak, Pelalawan, Meranti, dan Kota Dumai.
Kabut asap tak hanya terjadi di Riau, tetapi sudah meluas sampai ke Medan, Sumatera Utara; Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam; dan Padang, Sumatera Barat.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR