Pemerintah Kabupaten Demak, Jawa Tengah, merintis pembangunan kawasan wisata mangrove serta pelestarian burung kuntul — ada kuntul kecil (Ardea garzetta), kuntul kerbau (Ardea ibis), dan kuntul besar (Ardea alba) — di wilayah pesisir yang rusak akibat abrasi. Infrastruktur pendukung di kawasan itu telah dibangun, seperti jalan beton, jembatan kayu, air bersih, dan rumah panggung.
Kepala Bidang Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Demak Suharto, di Demak, Senin (3/3), mengatakan, potensi wisata mangrove dan pelestarian kuntul itu ada di Desa Bedono, Kecamatan Sayung. Pasca kerusakan hebat akibat abrasi, masyarakat sejumlah dusun di desa itu mulai menanam mangrove.
Salah satunya di Dusun Tambaksari yang berjarak sekitar 800 meter dari pantai Desa Bedono. Dusun itu kini ditinggali delapan keluarga dan terdapat hutan mangrove yang menjadi habitat burung kuntul.
”Melalui program sinergi Pemkab Demak, pemerintah pusat, dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, kami membangun jalan beton yang menghubungkan Dusun Tambaksari dengan pantai Desa Bedono pada 2013. Kami juga membangun jembatan kayu untuk menyusuri mangrove di dusun itu,” kata dia.
Tahun 2007, pemerintah membangun rumah panggung untuk warga yang tinggal di dusun itu. Rumah panggung itu adalah salah satu bentuk adaptasi terhadap kondisi dusun itu yang sudah menjadi rawa mangrove.
”Kami melengkapinya dengan membangun jaringan air bersih dan toilet dalam rangka program sanitasi lingkungan,” kata dia.
Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Demak tahun 2013, luas tanaman mangrove 5.207 hektar, terdiri dari 2.849 hektar dalam kondisi baik, 1.196 hektar rusak sedang, dan 1.162 hektar rusak parah.
Sementara Berdasarkan data Semarang Bird Community tahun 2009, di hutan mangrove Dusun Tambaksari terdapat burung kuntul kecil, kuntul kerbau, dan kuntul besar. Selain itu, ada juga burung yang lain, seperti trinil kaki hijau, cerek jawa, cangak merah, cekakak sungai, dan remutuk laut.
Tokoh warga Dusun Tambaksari, Fauzan (57), berharap, pembangunan yang dilakukan pemerintah tak mengurangi peran masyarakat. Biar masyarakat tetap mengelola wisata itu sambil turut menjaga kelestarian mangrove dan burung.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR