Perdana Menteri Cina, Li Keqiang, Rabu (5/3/2014), berjanji akan menyelesaikan krisis lingkungan yang melanda Cina dan memasukkan "perang" melawan polusi udara ke dalam sembilan tugas utamanya sepanjang 2014.
"Kami menyatakan perang terhadap polusi udara sama seperti kami menyatakan perang terhadap kemiskinan," kata Le Keqiang di hadapan 3.000 delegasi dalam Kongres Rakyat Nasional (NPC).
Di hari pembukaan NPC, langit Beijing untuk pertama kalinya terlihat berwarna biru cerah setelah selama beberapa pekan diselimuti asap pekat akibat polusi.
"Asap mempengaruhi sebagian besar wilayah Cina dan polusi menjadi masalah besar. Alam memberikan peringatannya terhadap pembangunan buta dan inefisiensi," sambung Keqiang.
Pengetahuan publik terkait bahaya polusi udara baru terbuka setelah kedutaan besar AS di Beijing mulai menyebarkan data kualitas udara melalui Twitter sejak 2009.
Untuk memerangi polusi itu, PM Li Keqiang berjanji akan menutup setidaknya 50.000 tungku batu bara dan menarik sekitar 6 juta unit kendaraan bermotor yang sudah tua dan beremisi tinggi.
Selain itu, pembangkit listrik tenaga batu bara juga akan diperbarui dan konservasi energi akan didorong. "Pemerintah, di semua level, bersama warga harus bertindak lebih untuk melindungi tanah tempat hidup kita bergantung," ujar dia.
Sementara itu, para pakar lingkungan Cina meski menyambut baik niat PM Li Keqiang namun tidak yakin masalah polusi udara bisa diselesaikan dalam waktu singkat.
Greenpeace memperkirakan sekitar 60 persen dari polusi udara berbahaya di Beijing dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga batu bara atau pembakaran batu bara di pabrik baja, batu bata dan semen.
Berdasarkan riset yang digelar Gavekal Dragonomics, untuk menurunkan level polusi Beijing maka setidaknya konsumsi batu bara selama empat tahun ke depan harus dipangkas setidaknya hingga 10 persen.
Sayangnya, ketergantungan Cina akan batu bara tidak menunjukkan tanda-tanda akan menurun. Tahun lalu konsumsi batu bara China bahkan meningkat hingga 2,5 persen.
Kawasan industri di wilayah utara Cina, di mana hampir separuh produksi baja dunia dihasilkan, menjadi daerah yang paling parah dihantam polusi udara.
PM Li berjanji akan memangkas kapasitas produksi baja hingga 27 juta ton tahun ini dan memangkas produksi semen hingga 42 juta ton. Di sisi lain, para industrialis justru tengah membangun sebuah pabrik baja baru dengan kapasitas produksi 30 juta ton.
Sementara itu, Kementerian Keuangan Cina menjanjikan anggaran sebesar 21,1 miliar yuan untuk program konservasi energi dan produk-produk ramah lingkungan.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR