Ilmuwan pada Kamis (6/3) menyatakan bahwa mereka berhasil menyaksikan peristiwa di alam semesta yang sering terjadi, tetapi belum pernah terobservasi, yaitu drama pecahnya asteroid.
Ilmuwan kali ini menyaksikan momen ketika asteroid bernama P/2013 R3, salah satu asteroid yang memadati "perkampungan" asteroid di antara Mars dan Jupiter, pecah menjadi 10 keping.
Ilmuwan bisa menyaksikan peristiwa tersebut lewat pengamatan dengan teleskop yang berbasis di Bumi di wilayah Arizona dan Hawaii. Pengamatan lebih detail dilakukan dengan teleskop antariksa Hubble.
"Setelah mengamati sabuk asteroid ratusan tahun, mulai tahun 1801, menemukan sesuatu yang baru seperti ini sangat menarik," kata David Jewitt, astronom University of California di Los Angeles.
Hasil pengamatan astronom akan fenomena menarik ini dipublikasikan di Astrophysical Journal Letters.
Asteroid yang diamati kali ini kira-kira berdiameter 609 meter dan tak lebih dari 978 meter saat mulai pecah. Drama pecahnya asteroid hingga 10 keping berlangsung selama beberapa bulan.
Masing-masing dari 10 keping pecahan asteroid memiliki ekor debu. Empat keping terbesar memiliki ukuran sekitar 309 meter.
Astronom menduga, asteroid itu tidak hancur karena panas Matahari. Sabuk asteroid di antara Mars dan Jupiter terlalu jauh dari Matahari sehingga kehancuran asteroid karena panas tak mungkin terjadi.
Menurut astronom, asteroid itu hancur oleh fenomena yang disebut efek Yarkovsky–O'Keefe–Radzievskii–Paddack (YORP).
Asteroid menerima panas Matahari sedikit demi sedikit selama bertahun-tahun. Asteroid itu memancarkan kembali radiasi Matahari. Akibatnya, asteroid berputar semakin cepat, menjadi tidak stabil, dan akhirnya hancur.
"Ini benar-benar sesuatu yang istimewa untuk diobservasi. Kita tak pernah melihat hal seperti ini sebelumnya," kata Jessica Agarwal dari Max Planck Institute for Solar System Research di Jerman.
"Kehancuran asteroid bisa terjadi karena banyak sebab namun observasi dengan Hubble cukup detail sehingga kita bisa mengetahui proses yang menyebabkannya," imbuhnya seperti dikutip Reuters, Kamis.
Bila Bumi terpapar dan memantulkan radiasi kembali, akankah Bumi akan hancur seperti asteroid ini?
Asteroid bisa hancur karena bentuknya yang seperti kentang. Benda seperti Bumi yang bulat tak akan mengalami hal yang sama.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR