Badan SAR (search and rescue) negara Asia Tenggara dan Cina bersatu mencari pesawat Malaysia Airlines yang hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur (Malaysia) menuju Beijing (Cina), Sabtu (8/3) dini hari. Pesawat Boeing 777-200 itu membawa 239 penumpang, termasuk tujuh orang warga negara Indonesia, terakhir kali terlihat di sekitar perairan Laut Cina Selatan.
Laut Cina Selatan sendiri merupakan perairan berkonflik. Sebagian wilayahnya diperebutkan oleh Cina, Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Taiwan. Kendati demikian, saat ini, negara-negara tersebut bersatu menurunkan sumber dayanya mencari pesawat hilang tersebut.
Cina, misalnya, mengerahkan dua kapal SAR di sekitar wilayah yang diyakini menjadi tempat jatuhnya pesawat Boeing berpenumpang berbagai negara, seperti Cina, Malaysia, Indonesia, Australia, Prancis, Amerika Serikat, New Zealand, Ukraina, Kanada, Rusia, Italia, Taiwan, Belanda, dan Austria. Sementara itu, Filipina juga menurunkan tiga pesawat dan tiga kapal patrolinya.
"Di saat genting seperti ini, kita harus menunjukkan adanya upaya bersama yang melewati batas-batas fisik dan isu," ujar Letnan Jenderal Roy Deveraturda, komandan pangkalan militer Filipina di bagian Barat.
Sementara itu, Vietnam, seperti dilansir laman berita Tuo Tre, menyatakan siap membantu pencarian pesawat. Saat ini, kata pejabat penerbangan Vietnam, Lai Xuan Thanh, petugas SAR Malaysia, Singapura, dan Vietnam juga tengah berkoordinasi mempersiapkan upaya SAR.
Vietnam telah mengirimkan pesawat dan kapal laut untuk menyisir wilayah perairan seluas 11.200 kilometer persegi yang dipercaya menjadi tempat terakhir pesawat terlihat. Para nelayan di sekitar perairan itu juga telah diminta melapor jika melihat adanya tanda-tanda keberadaan pesawat hilang tersebut.
Fuad Sharuji, Wakil Presiden Malaysia Airlines, melaporkan bahwa pesawat terbang pada ketinggian 35.000 kaki (10.700 meter) di atas permukaan laut ketika pilot melaporkan bahwa tidak ada masalah dengan pesawat.
Pesawat Boeing 777-200 ini dikatakan baru berumur 11 tahun dan memiliki dua mesin Rolls-Royce buatan Inggris.
Pilot pesawat adalah Kapten Zaharie Ahmad Shah warga negara Malaysia berumur 53 tahun. Zaharie sudah bekerja di Malaysia Airlines sejak 1981 dan memiliki 18,365 jam terbang.
Malaysia Airlines merupakan salah satu maskapai penerbangan terbesar di Asia. Mereka menerbangkan hampir 37,000 penumpang setiap hari dengan 80 tujuan penerbangan ke seluruh belahan dunia.
Boeing 777 tidak pernah mengalami kecelakaan parah selama 20 tahun sejarah mereka hingga Asiana Airlines milik Korea mendarat tidak sempurna di San Francisco pada Juli 2013. Tiga remaja dari China meninggal dalam insiden tersebut.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR