Dari serangkaian manuskrip abad ke-16 yang telah muncul di dunia maya, terlihat seperti Monty Python dari Renaissance (Monty Python adalah kelompok komedi surealis Inggris yang menciptakan Monty Python's Flying Circus, serial komedi televisi yang pertama kali tayang di BBC, 5 Oktober 1969). Mereka menunjukkan kucing yang dilengkapi ransel berpeledak menyerang istana dan desa-desa.
Akan tetapi ilustrasi ini mungkin hanyalah imajinasi. Semata untuk menunjukkan bagaimana kucing dan burung secara teori dapat digunakan membakar sebuah kota yang terkepung, menurut peneliti dari University of Pennsylvania.
Gambar-gambar dari petunjuk pelaksanaan artileri ini disertai dengan catatan yang menjelaskan bagaimana menggunakan hewan sebagai alat pembakar.
Sulit dipercaya tentara pernah dikerahkan untuk melaksanakan taktik yang mengerikan ini. Teks-teks yang tampak mewah itu dibuat dan mungkin dimiliki oleh kaum bangsawan atau orang lain yang sedang belajar taktik pertempuran dan menyimpan buku-buku di perpustakaan—aman dari pertikaian.
Mitch Fraas, seorang akademisi asal University of Pennsylvania, pertama kali mendengar kabar tentang kucing ini ketika seorang teman memberitahukan tentang sebuah blog Australia yang telah memuat gambar-gambar aneh dari koleksi digital milik Penn Libraries, November 2013. Selama tiga tahun terakhir, Penn Libraries telah mendigitalkan koleksi naskah sebelum tahun 1800 dan telah berbagi untuk umum secara online.
Naskah-naskah ini dipenuhi dengan coretan-coretan tak lazim serta pengaturan halaman yang juga tidak seperti biasanya.
Setelah mendapatkan naskah-naskah awal, Fraas beralih ke Twitter untuk melihat apakah ia dapat menemukan lagi gambar kucing berpeledak. Ternyata ia mendapat lebih banyak petunjuk yang membuatnya makin 'tenggelam' ke dalam perburuan arsip digital.
"Saya pikir kami telah melihat tujuh atau delapan contoh ilustrasi ini dalam naskah yang disalin di beberapa era selama abad ke-16," tuturnya.
Burung dan kucing penyerang dengan bom api ini muncul di sejumlah ilustrasi naskah yang dilukis dengan tangan dan juga dalam pengetsaan (etching) yang dicetak bertahun-tahun kemudian. "Jelas ini suatu ide yang dipertahankan," kata Fraas.
Dan metode menyebarkan bom api lewat hewan tidak terbatas cuma di Eropa. "Selama beberapa waktu terakhir, saya telah mendapatkan banyak email dari orang-orang yang menarik contoh dari sejarah," ujar Fraas.
"Orang-orang di Tiongkok dan Jepang pun memiliki sejarah panjang tentang petunjuk mengenai hal ini." Bedanya, ia melanjutkan, di Tiongkok, sapi dan kuda adalah pilihan hewan yang dipersenjatai.
Penulis | : | |
Editor | : | Kahfi Dirga Cahya |
KOMENTAR