Banyak pasien yang sering merasa bingung dengan diagnosis kasus-kasus gangguan kecemasan atau depresi, dan berusaha untuk mencari lebih jauh dengan membuka berbagai situs. Ketimbang bingung, ada baiknya Anda membaca ulasan singkat ini.
Cemas? Takut?
Sebenarnya ada perbedaan mendasar ketika kita berbicara tentang suatu kondisi yang disebut cemas. Cemas adalah ketakutan yang tidak didasari oleh adanya sumber ketakutan yang jelas. Dalam berbagai buku dikatakan bahwa kecemasan lebih bersifat irasional, sedangkan takut bersifat rasional karena penyebab yang ditakutinya ada.
Namun ketika kondisi ketakutan tersebut bersifat irasional karena si pasien tersebut tidak mampu menjelaskan bagaimana perasaan takut tersebut, maka kecemasan lebih cocok disematkan pada kondisi demikian.
Satu yang menarik dalam praktik ketika berhadapan dengan kasus kecemasan adalah bahwa banyak pasien yang mengatakan bahwa kecemasannya tersebut tidak beralasan, datang sendiri tiba-tiba, dan sulit dialihkan. Ada pasien yang mengeluh bahwa tiba-tiba dia merasakan rasa takut yang luar biasa yang dia sendiri sulit menjelaskan takutnya pada apa. Hal ini lebih cocok disebut sebagai suatu kecemasan daripada ketakutan.
Takut penyakit berat
Pasien gangguan kecemasan dengan gejala fisik atau somatik lebih sering mengeluh dirinya mengalami ketakutan akan menderita sakit berat. Tidak heran pasien biasanya berulang kali memeriksakan dirinya karena keluhan-keluhan fisik yang timbul dan dirasakan pasien. Padahal, kondisi ini kebanyakan tidak didasari oleh adanya masalah fisik. Ketakutan akan menderita sakit ini yang banyak dialami oleh pasien gangguan kecemasan tipe panik dan tipe menyeluruh.
Kebanyakan pasien yang mengeluh takut menderita sakit berat biasanya mengalami gangguan fisik yang dimanifestasikan dalam gejala fisik berkaitan dengan fungsi saraf otonom. Tidak heran keluhannya biasanya berkisar antara lambung, paru, dan jantung. Rasa sensasi tidak nyaman di organ-organ tersebut sering kali memicu ketakutan yang lebih besar dan pikiran otomatis yang mengarah ke ketakutan akan menderita penyakit yang lebih berat.
Obsesif kompulsif
Walaupun dalam kasus-kasus pasien yang mengalami gejala fisik, seperti gangguan kecemasan panik dan menyeluruh berbeda dengan gangguan cemas obsesif kompulsif, namun pasien gangguan cemas panik dan gangguan cemas menyeluruh sering kali juga mempunyai karakter seperti pasien obsesif kompulsif.
Pikiran yang berulang akan kecemasan tentang sesuatu hal yang buruk terjadi sering diungkapkan pasien. Perilaku kompulsif untuk memeriksakan diri juga merupakan karakter obsesif kompulsif yang sering dikeluhkan pasien.
Pasien gangguan kecemasan sendiri sering kali memang mempunyai dasar kepribadian obsesif kompulsif. Orang-orang perfeksionis, persisten, dan konsisten serta sulit menerima kenyataan yang tidak diharapkan sering kali lebih mudah mengalami gangguan kecemasan daripada orang lain. Hal ini seperti menjadi karakter dasar pasien-pasien yang mengalami gangguan kecemasan.
Kenali diri
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR