Sebuah laporan menunjukkan adanya peningkatan jumlah pasien yang mengalami reaksi alergi kulit akibat paparan zat pengawet yang terkandung dalam tisu basah dan sabun cair.
Matthew Zirwas dari Ohio State University's Wexner Medical Center mengatakan, pasien yang mengalami alergi jenis ini jumlahnya meningkat 2-3 tahun terakhir.
"Beberapa pasien mengalami ruam yang sudah menahun dan mereka tidak mengungkapkan kondisinya," kata Zirwas.
Ia menjelaskan, bahan kimia untuk pengawet, methylisothiazolinone, terkandung dalam banyak produk antara lain tisu basah, kosmetik, sabun cair, perawatan rambut, tabir surya, juga produk pembersih perlengkapan cuci pakaian.
"Konsentrasi bahan pengawet tersebut meningkat signifikan di beberapa produk beberapa tahun terakhir. Banyak manufaktur yang sudah tidak lagi menggunakan bahan pengawet seperti paraben dan formaldehida," katanya.
Kandungan bahan pengawet bisa menyebabkan kulit gatal, atau ruam yang bisa berupa lecet. Area tubuh yang paling sering terkena reaksi alergi dari methylisothiazolinone di antaranya bokong dan alat kelamin akibat penggunaan tisu basah, jari dan tangan akibat penggunaan tisu, serta wajah akibat penggunaan sabun dan sampo.
"Jika seseorang diduga terkena alergi akibat penggunaan tisu basah, dia harus berhenti menggunakan produk tersebut setidaknya satu bulan, tidak cukup hanya seminggu atau dua minggu saja," kata Zirwas.
Menurutnya, pihak manufaktur sudah menyadari masalah ini dan mereka sedang mengembangkan bahan pengawet alternatif yang lebih aman untuk kulit.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR