Ulah Badan Intelijen Amerika (Central Intelligence Agency/CIA) mampu mengubah nasib sebuah negara, tak terkecuali Mesir, di Afrika. Hanya, intervensi mereka kali ini justru berbuah manis, yakni berdirinya monumen bersejarah, Borg Al Gezira, atau lebih beken dengan sebutan Menara Kairo (Cairo Tower).
Bangunan tinggi ini telah mengalami renovasi besar-besaran pada 2007, dan siap dibuka kembali untuk publik tahun ini.
Sejatinya, Menara Kairo merupakan saksi bisu atas peristiwa penyuapan yang dilakukan CIA terhadap Presiden Mesir, Gamal Abdul Nasser. Penyuapan tersebut dilakukan untuk memastikan Mesir tidak membantu pejuang kemerdekaan Aljazair melawan pendudukan Perancis pada revolusi Juli 1952.
Alih-alih menyetujui klausul tersebut, Nasser justru mengejutkan Amerika. Dia memilih menghabiskan uang suap tersebut untuk membangun sebuah menara komunikasi di jantung kota Kairo pada tahun 1954.
Meskipun pekerjaan konstruksi Menara Kairo sempat dihentikan pada 1956, namun proses pembangunan kembali, berlangsung cepat. Menara ini tuntas konstruksinya pada 1959. Sejak saat itu, masyarakat mengenangnya sebagai monumen kebanggaan dan perlawanan Mesir atas dominasi Amerika.
Dalam perjalanan panjangnya, Menara Kairo digunakan untuk melayani aksi intelijen Kementerian Luar Negeri Mesir. Hingga kemudian diubah menjadi obyek dan daya tarik wisata saat ini.
Perubahan tersebut bukan tanpa alasan. Menara yang dirancang oleh Shams Al Din Ashraf dan Naoum Shoubeib tersebut, memiliki ketinggian 180 meter atau 50 meter lebih tinggi dari Piramida Besar dan gedung tertinggi yang dibangun oleh manusia di Afrika. Diameternya berukuran 15 meter dengan elemen dekoratif terdiri atas 12 juta keping keramik berwarna kuning, coklat dan putih yang tersusun menyerupai bunga teratai.
Pintu masuk utama dihiasi dengan granit merah, dan di tengah-tengah dinding terdapat elang tembaga dengan tinggi delapan meter dan lebar empat meter. Elang ini melambangkan kebangkitan Mesir. Di dalam area pintu masuk ini juga terdapat mosaik yang menghiasi dinding utama sebagai representasi kehidupan rakyat. Selain itu, terdapat ukiran yang mengutip pengumumam mantan presiden Anwar Al Sadat dan disiarkan Radio Nasional pada Revolusi Juli 1952.
Sementara taman menara berisi galeri, lengkap dengan spesimen produk dari pabrik-pabrik hasil nasionalisasi untuk memamerkan prestasi ekonomi Mesir. Menara ini juga dilengkapi fasilitas restoran dengan pemandangan 180 derajat, serta dek observasi yang memungkinkan pengunjung dapat mengamati panorama Kairo melalui teleskop.
Pada tahun 2002 Menara Kairo mengalami kerusakan parah berupa retak-retak di dinding dan tangga, sehingga memerlukan renovasi. Lima tahun kemudian, tepatnya September 2007, renovasi pun dilakukan berikut penambahan elevator dan sistem keamanan kebakaran serta dua restoran baru.
Meski sempat diwarnai isu pemogokan pekerja bangunan, namun Menara Kairo telah siap dibuka kembali untuk publik. Berbeda dengan sebelum renovasi, tampilan baru Menara Kairo dilengkapi fasilitas ruang konferensi, dan ruang khusus VIP, yang seluruhnya dilapisi marmer berkualitas tinggi. Menariknya, restoran baru yang akan beroperasi, tidak lagi menyajikan minuman beralkohol.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR