Belum diketahui dari mana asal virus Nipah yang menginfeksi bocah India itu. Namun berkaca dari wabah-wabah sebelumnya, di Malaysia dan Singapura kasus infeksi virus Nipah ditemukan menular dari babi ke manusia. Adapun di Banglades dan India, kasus infeksi virus Nipah ditemukan menular dari kelelawar pemakan buah ke manusia, dari makanan yang tercemar air liur atau urine kelelawar ke manusia, dan dari manusia ke manusia.
Wabah virus Nipah juga berpotensi besar masuk ke wilayah Indonesia. Sebab, jejak-jejak virus Nipah juga pernah ditemukan di wilayah Indonesia, sebagaimana yang dijelaskan oleh Indrawati Sendow, peneliti Balai Besar Penelitian Veteriner (BBALitvet) Kementerian Pertanian, beberapa waktu lalu.
Kepala Pusat Penelitian Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Kementerian Kesehatan, Vivi Setyawati, juga pernah menekankan pentingnya kewaspadaan kita, masyarakat Indonesia, terhadap potensi ancaman wabah virus Nipah.
“Saat ini belum ada laporan kasus terkait infeksi virus Nipah pada manusia di Indonesia. Tapi kita tetap harus waspada (karena) Indonesia berbatasan langsung dengan Malaysia sehingga memiliki kategori risiko tinggi atas potensi terjadinya KLB (kejadian luar biasa) infeksi virus Nipah. Risiko juga meningkat karena terdapat banyak kelelawar (di Indonesia) sebagai sumber penularan virus Nipah,” tegas Vivi.
Source | : | CBS News,NPR,Live Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR