Dialog merupakan sebuah proses penting dalam sebuah perencanaan pembangunan . Membangun komunikasi yang baik antara pihak yang terkait akan meminimalisir permasalahan yang akan muncul, seperti yang diungkapkan oleh Paul de Vroom dari DKV Architecten.
Menurut Paul, saat memulai sebuah proses pembangunan, kita harus menganalisis secara keseluruhan apa yang harus diperbaiki dalam sebuah sistem pengaturan kota. Apa yang memungkinkan untuk diubah. Kadang kita harus memulai pembangunan dari elemen terkecil.
Sebuah intervensi kecil untuk membangun lingkungan yang ideal secara keseluruhan. Hal ini tidak bisa dicapai dengan cepat, namun dengan berdialog, kita bisa meminimalisir permasalahan yang mungkin muncul. Seperti yang dipaparkan Paul sebelumnya bahwa kita harus menemukan partner dalam perjalanan ini. Kita harus mengajak masyarakat dan pihak-pihak yang terlibat untuk berpartisipasi dalam keseluruhan perencanaan pembangunan.
Anda dapat meningkatkan peluang dengan cara yang logis. Masyarakat sekarang ini sudah mulai menunjukkan bahwa sebuah perubahan itu memungkinkan dengan adanya komitmen yang berasal dari pemikiran yang optimis, bahwa ini semua memungkinkan.
Paul juga mengungkapkan bahwa sebelumnya pernah dilakukan diskusi santai perihal tata kota di Jakarta. Satu hal yang pasti, semua orang yang ada saat itu setuju bahwa lalu lintas dan tata kota yang sudah dibangun sedemikian rupa ini sudah sulit untuk dirubah, sehingga kita harus mencoba menerimanya.
Untuk mengimbanginya, mungkin Anda harus bisa menyediakan lingkungan tempat tinggal yang ideal. Anda harus memulainya dengan segera, jangan menunggu situasi yang tepat karena semua hal bergantung kepada bagaimana pemerintah kota dan politik mengintervensi dan bereaksi. Kita harus menemukan rekan yang dapat memberikan dukungan saat dilakukannya pengembangan dan pembangunan, karenanya sebuah dialog memiliki peran yang sangat penting.
Di Belanda, sekarang ini juga tengah menghadapi permasalahan yang serupa. Banyak investor dan developer yang bungkam dan cenderung pasif. Seseorang harus berani untuk berbicara dan ini adalah peran urbanis dan arsitek untuk bekerjasama dengan pemerintah kota. Bekerjasama untuk memulai sebuah perubahan.
Di Jakarta, pemukiman kumuh di sepanjang sungai menjadi gambaran betapa tata ruang dan regulasi yang ada sekarang ini masih belum optimal dan kurang memberikan solusi bagi permasalahan yang ada. Jika kita memang berkeinginan untuk meningkatkan kesejahteraan lingkungan sekitar tentunya kita harus siap menghadapi permasalahan yang akan muncul.
Beberapa arsitek berpikir dapat menanamkan desain dengan menyerap ragam unsur yang berbeda secara langsung ke dalam sebuah kota dan yakin bahwa semuanya akan berubah. Tidak semudah itu, kita harus mempelajari secara seksama kemungkinan yang ada, mulai dari merubah pemikiran kita tentang tipologi dan material yang dimiliki sebagai seorang urbanis dan arsitek.
Sebenarnya Paul sangat menyukai unit hunian kecil yang ada di jakarta. Sebagai pertimbangan, orang yang tinggal disana mungkin memang memiliki permasalahan ekonomi, mereka dibatasi untuk tinggal disana, namun disisi lain, pemukiman ini menjadi jantung aktivitas dari Jakarta dan kita harus mempertahankan hubungan antara komunitas ini dan bukan membiarkannya dikuasai oleh perusahaan besar yang nantinya akan banyak membuat batasan.
Orang-orang harus keluar kota untuk beristirahat dan datang ke kota hanya untuk bekerja. Sebuah kesenjangan yang berdampak besar bagi kehidupan sosialisasi masyarakat. Jangan sampai kita menciptakan sebuah lingkungan yang terkesan kaku dan tidak nyaman, ciptakanlah sebuah lingkungan yang hidup dan harmonis bagi masyarakat kita dengan sebuah dialog.
Penulis | : | |
Editor | : | Kahfi Dirga Cahya |
KOMENTAR