“Tidak dapat disangkal bahwa dulu ada air di permukaan Mars tetapi berapa banyak total air yang pernah dimiliki di Mars sulit untuk diukur melalui penginderaan jarak jauh dan studi rover saja. Ada banyak model di luar sana untuk kandungan air massal Mars,” lanjutnya.
Sang ahli menambahkan ada pihak-pihak yang meyakini kalau Mars lebih basah daripada Bumi. Sayangnya, ia tidak mempercayai itu. Para peneliti mengatakan temuan mereka memiliki implikasi untuk pencarian kehidupan di planet lain.
Baca Juga: Dengan Mengukur Gempa, Peneliti Mencoba Membedah Isi Planet Mars
Baca Juga: Robot Penjelajah Curiosity Menemukan 'Kadal' Batu di Planet Mars
Terlalu dekat Matahari atau untuk exoplanet alias planet di luar tata surya, terlalu dekat dengan bintangnya, dapat memengaruhi jumlah volatil yang dapat disimpan. Pengukuran jarak dari bintang ini sering diperhitungkan dalam indeks zona layak huni di sekitar bintang.
Seorang profesor geokimia di Center for Space and Habitability di University of Bern, Swiss, Klaus Mezger yang juga terlibat dalam penelitian ini mengatakan bahwa studi ini menekankan bahwa ada kisaran ukuran yang sangat terbatas bagi planet untuk memiliki cukup air. Tapi, tidak terlalu banyak untuk mengembangkan lingkungan permukaan yang layak huni.
“Hasil ini akan memandu para astronom dalam pencarian planet di luar tata surya yang bisa dihuni,” kata Klaus Mezger.
Bukan Perubahan Iklim yang Pengaruhi Gunung Es Terbesar di Antartika, Lalu Apa?
Source | : | The National News |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR