Atas tragedi memilukan feri Sewol berpenumpang 476 orang yang tenggelam di pesisir barat daya Korea Selatan sekitar dua pekan silam, 210 orang dinyatakan tewas, dan 92 orang masih dalam pencarian (orang hilang). Sebanyak 250 di antaranya adalah pelajar sekolah yang sedang dalam rangka darmawisata.
Park Su-hyeon (17), merupakan salah seorang korban dari kapal feri naas berbobot 6.825 ton itu. Pascakematian Park Su-hyeon, video yang merekam saat-saat terakhir Su-hyeon bersama teman-temannya —sejumlah murid SMA lain— ditemukan di ponselnya.
Waktu dimulainya rekaman Su-hyeon adalah pukul 8.52 pagi pada 16 April. Itu waktu tiga menit sebelum feri mengirim sinyal gangguan pertama ke di pengontrol lalu lintas laut di pantai.
Rekaman dirilis oleh sang ayah, Park Jong-dae, kepada media setempat pada minggu ini. Video diedit untuk mengaburkan wajah murid-murid dan suara-suara mereka tidak diidentifikasikan.
Awalnya banyak siswa yang sepertinya belum menyadari bahaya yang bakal menimpa, bahkan masih bergurau ketika instruksi peringatan terdengar melalui interkom.
"This is fun. This is like Titanic!" demikian beberapa seruan murid yang tertangkap dalam rekaman. Ada pula yang meninggalkan kalimat perpisahan pada orangtuanya.
Bagaimana pun video ini "menjadi saksi drama kepanikan dan ketakutan yang berlangsung di dek kapal, tapi di saat yang sama juga semangat dan optimisme remaja, dari para murid yang terperangkap di dalam sana", tulis New York Times.
Hasil video itu dilansir oleh Newstapa.org, situs resmi Korea Center for Investigative Journalism, yang menambahkan sejumlah keterangan dan foto.
Video dapat dilihat pada tautan berikut ini.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR