Riset terbaru yang dilakukan sekelompok ilmuwan Florida State University (FSU), AS, mengkaji mengenai tren global perubahan iklim di muka Bumi dalam periode seabad terakhir.
Hasil riset yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Climate Change edisi 4 Mei ini menunjukkan dengan tepat di mana dan bilamana terjadi peningkatan temperatur Bumi maupun pendinginan.
Tercatat walaupun Bumi memang benar menghangat, tapi pemanasan itu tidak terjadi merata di seluruh Bumi. Nyatanya bervariasi di tiap kawasan. Contohnya, pada 1910-1980, beberapa wilayah di selatan ekuator, dekat Andes, justru menurun suhunya dan kondisi demikian stabil hingga pertengahan 1990.
Wilayah lain di selatan ekuator juga tidak mengalami perubahan signifikan dibandingkan belahan Bumi lainnya.
"Jadi pemanasan global itu tidak seragam," ujar Eric Chassignet, direktur dari Center for Ocean-Atmospheric Prediction Studies di FSU. "Ada kawasan-kawasan yang mendingin di samping mayoritas kawasan yang menghangat."
Namun akumulasi pemanasan yang terbesar sampai hari ini adalah di garis lintang balik utara.
"Ternyata pemanasan global tidak seperti yang kita kira sebelumnya," kata Zhaohua Wu, asisten profesor meteorologi FSU. Data-data dari penelitian sebelumnya tidak mampu menyingkap konteks secara utuhnya karena keterbatasan metode analisis dalam penelitian iklim.
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR