8 Mei didaulat sebagai Hari Terumbu Karang atau biasa disebut Coral Day, sebagai penghargaan terhadap inisiatif kegiatan rehabilitasi terumbu karang di seluruh Indonesia yang dilakukan oleh masyarakat lokal serta organisasi terkait. Tanggal 8 Mei dipilih karena sejarah restorasi terumbu karang yang dimulai oleh nelayan Desa Les, Buleleng, Bali, pada tahun 2005 dilakukan pada tanggal tersebut.
Ketika itu diturunkan blok beton bertuliskan "LES" yang menandakan bersihnya Desa Les dari penggunaan potasium sianida dan mulainya restorasi terumbu karang.
(Baca lagi: Kisah Kearifan Lokal Desa Les Melestarikan Terumbu Karang Buleleng)
Tanggal bersejarah ini menjadi inspirasi dibuatnya Coral Day, sebagai pengingat bagi masyarakat tentang pentingnya mempertahankan ekosistem terumbu karang. Terumbu karang rusak karena keteledoran manusia dalam pemanfaatan sumberdaya alam. Rusaknya terumbu karang akan menambah ancaman terhadap pulau-pulau kecil yang menjadi aset penting bagi Indonesia.
"Saat ini pulau-pulau kecil di Indonesia sudah sangat rentan terhadap ancaman eksploitasi sumber daya alam hingga kerusakan lingkungan yang mengakibatkan ekosistem yang terganggu," ujar Basuki Rahmad, Program Officer Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Yayasan KEHATI, melalui siaran persnya, hari ini (8/5).
Menurut Idris, Kepala Divisi Pengelolaan Yayasan Terumbu Karang Indonesia (TERANGI), kerusakan terumbu karang saat ini sebagian besar disebabkan oleh penangkapan berlebih dan penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Ancaman terbesar buat terumbu karang itu justru datang dari manusia. "Ancaman lain yaitu polusi serta pencemaran laut," katanya lagi.
Dilaporkan sebelumnya oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bahwa 30,4 persen karang di Indonesia telah mengalami kerusakan. Padahal untuk beberapa jenis karang untuk menumbuhkan satu sentimeter tubuhnya, karang membutuhkan waktu satu tahun.
"Jadi, jika ada yang menghancurkan 1 meter karang saja, butuh waktu 100 tahun untuk mengembalikan karang tersebut," kata Basuki.
Fungsi penting karang yang lain adalah sebagai pemecah ombak yang menghalangi terjadinya pengikisan pantai. Bayangkan saja, jika semakin banyak karang yang rusak, maka Indonesia yang terdiri dari banyak pulau-pulau ini akan terancam oleh pengikisan pantai.
Perayaan dari tahun ke tahun
Sejak 2010, sejumlah LSM nasional dan lokal yang peduli terhadap kelestarian laut Indonesia selalu aktif mendorong agar Coral Day menjadi kampanye nasional. Pada 2011 puncak Coral Day diadakan di Belitung. Kemudian di tahun 2012 dan 2013 diselenggarakan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu
Pada tahun 2014 ini pun, dalam kaitannya dengan Coral Day, Yayasan KEHATI, TERANGI, serta jaringan-jaringan LSM yang peduli kelestarian laut Indonesia akan kembali melakukan kegiatan restorasi karang pada 24- 25 Mei 2014 nanti.
Mengambil tempat di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, akan diselenggarakan Jakarta Coral Garden yang kegiatannya antara lain penanaman karang, adopsi karang, dan memasang reef ball sebagai alternatif rumah bagi ikan. Selain itu akan diselenggarakan pula serangkaian kegiatan edutainment bagi anak-anak.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR