Bagi sebagian orang, berhenti merokok merupakan perihal yang sulit dilakukan, bahkan ketika ekonomi mencekik atau penyakit yang menggerogoti. Undang-undang yang dibuat oleh pemerintah pun tidak berdampak signifikan bagi pencandunya. Saat sudah mengisap batang rokok, sulit untuk melepaskan diri.
Tapi baru-baru ini dua Mahasiswa asal Brown University, Amerika Serikat, mempunyai ide untuk membuat sebuah korek api yang bisa mengurangi intensitas rokok dalam sehari. Bukan sekedar korek api yang dapat mengeluarkan api, tetapi sebuah korek api yang terintegrasi dengan internet.
Kedua penggagasnya, Ata dan Kuji, menyebutnya Quitbit. Alat ini bisa mengingatkan penggunanya dari kebiasaannya merokok. Disebut sebagai smart lighter, Quitbit memiliki kemampuan untuk merekam seberapa banyak kegunaan rokok setiap harinya.
Quitbit juga dapat diatur untuk membantu seseorang untuk berhenti merokok. Tinggal menekan tombol setting, lalu pilih menu custom plan dan atur waktu kapan anda ingin berhenti merokok atau setidaknya menguranginya.
Ukurannya yang sama dengan korek api modern pada umumnya, memudahkan pemiliknya untuk membawanya kemanapun. Perbedaannya, tabungnya dilengkapi dengan waktu kapan terakhir kali pemiliknya merokok dan sudah berapa banyak batang rokok yang digunakan.
Selain itu, Quitbit juga bisa dihubungkan dengan smartphone melalui Wifi atau bluetooth melalui aplikasi yang sudah disediakan untuk pengguna iOS dan Android. Kelebihan tambahan dari aplikasi ini adalah sang pemilik juga bisa mengetahui sebarapa banyak uang yang sudah dikeluarkan untuk rokok dan apa keuntungannya jika berhenti merokok, beserta data statistik penggunaan rokok sang pemilik. Bahkan juga terdapat kolom komuniti, untuk seluruh pengguna Quitbit dapat berbagi.
Berawal dari pengalaman pribadi
Quitbit bisa lahir, karena salah satu pendirinya, Ata, yang sulit untuk berhenti dari kebiasaannya merokok. Ketika suatu hari Ata merokok sebelum kelas dimulai, Kuji bertanya berapa banyak batang yang dihabiskan oleh Ata hari itu. Dan ternyata Ata tidak bisa mengingat berapa banyak rokok yang sudah digunakannya, begitu pula dengan perokok pada umumnya.
"Selama ini saya selalu berusaha untuk berhenti, tapi ketika ia menanyakan berapa kali sehari saya merokok, kemudian saya sadar saya tidak pernah ingat berapa banyak batang yang saya habiskan," jelas Ata pada mashable.com.
Jawaban Ata ini yang kemudian menjadi dasar pemikiran untuk menciptakan Quitbit. Selanjutnya, mereka mengajak Fred dan Pete sebagai team pembuat prototype yang keluar pada Mei 2013. Semenjak itu segala upaya, penelitian, dan penyempurnaan Quitbit terus dikembangkan.
Produk yang sudah mulai mengendarkan kampanyenya dibulan Mei 2014 sebagai langkah awal mempromosikan Quitbit ini memiliki model dan desain berbeda dari prototipenya. Rencananya, Quitbit akan dipasarkan pada Desember 2014. Hal ini dikarenakan Quitbit masih harus melewati beberapa tahap penyempurnaan, percobaan, dan produksi.
Penulis | : | |
Editor | : | Santi Hartono |
KOMENTAR