Selama ini, seorang model selalu direpresentasikan sebagai sosok dengan tampilan fisik yang sempurna dan ideal. Langsing, tinggi semampai, struktur wajah yang proporsional, dan gaya busana yang trendi. Namun, seorang gadis model cantik asal Witham, Essex, Inggris ini istimewa.
Semenjak kecil, Chelsey Jay (23) memiliki cita-cita ingin merambah dunia fesyen. Namun, semenjak divonis menderita postural takikardia syndrome (POTS), bersama hatinya yang hancur ia terpaksa harus melupakan impiannya tersebut.
Sebab, POTS membuat Chelsey tak lagi bisa mampu berdiri. Jika ia berdiri, itu akan membuatnya terjatuh dan pingsan. Akibatnya, seumur hidup, dirinya harus bergantung pada kursi roda. Ini artinya, selamat tinggal mimpi menjadi seorang model sukses.
"Saya baru mulai modeling, lalu tiba-tiba gejala penyakit ini hadir dan saya resmi didiagnosis menderita POTS. Saya pikir mimpi sudah berakhir karena harus merangkak dan menggunakan kursi roda," kata Chelsey.
Prasangka bahwa dirinya akan menjadi orang yang gagal mencapai mimpi ternyata tidak terjadi. Hobi menulis untuk mengungkapkan kegelisahan dan rasa pilu yang ia rasakan dalam sebuah blog menjadi setapak yang mendatangkan keuntungan. Pasalnya, curahan hatinya tersebut menarik perhatian sebuah agensi model.
Selanjutnya, agensi model itu mencoba menghubungi Chelsey Jay, dan mengungkapkan minat mereka untuk bekerja sama dengannya. Tanpa menunggu lama, ia pun menandatangani kontrak kerja sama dengan agensi model khusus untuk orang cacat.
"Saya banyak bicara tentang pengalaman, perubahan gaya hidup, dan mobilitas yang berubah total secara online. Ternyata agen model, Model of Diversity, tertarik dengan saya. Mereka berkampanye untuk mendapatkan lebih banyak keragaman dalam industri modeling, dan tak lama kemudian mereka mengajak saya bergabung," katanya.
Sekalipun tak bisa berdiri dan bergerak normal seperti model lainnya, Chelsey tak menyerah, justru ia selalu memberikan yang terbaik saat bekerja dan pemotretan.
"Saya mungkin tidak bisa berjalan di catwalk seperti model lainnya, tetapi saya memberikan semua kemampuan, meski dari kursi roda. Setiap kali melakukan pemotretan, saya meminta fotografer untuk mengatakan apa yang mereka inginkan. Lalu, saya akan melakukan semua hal yang saya bisa, semaksimal mungkin. Saya tak membiarkan cacat ini jadi penghalang, saya akan selalu profesional," ujarnya.
Chelsey mengatakan, semua orang berpikir bahwa orang cacat tidak mampu melakukan banyak hal, dan itu adalah pemikiran yang salah. Sebab, sebenarnya penyandang cacat hanya memerlukan adaptasi dan dukungan semangat.
"Masyarakat pasti siap untuk melihat model penyandang cacat di industri fesyen," katanya.
Chelsey mengaku tak percaya melihat dirinya sendiri beraktivitas dan berprofesi sebagai model. Apalagi sekarang, bisa dibilang jadwal dan agendanya begitu padat, berpose dari satu pemotretan ke pemotretan lainnya.
Hingga saat ini, sejumlah fashion brand bangga memilih Chelsey Jay sebagai model dari koleksi mereka. Mulai dari situs belanja Bohoo, Velvet Amour, sampai perancang busana sohor Jean Paul Gaultier, menggunakan jasa Chelsey sebagai first sized model.
Meskipun sudah banyak mendapatkan tawaran kerja, Chelsey mengaku masih rajin mengikuti casting, dan bersaing sebagai satu-satunya model di kursi roda.
"Saya tak hanya menjadi model, tapi saya juga menjadi duta model cacat. Saya juga menjadi ketua kampanye untuk mendorong industri agar mau menggunakan model penyandang cacat juga.
Saya sempat bertemu dengan seorang anggota parlemen yang akan mengangkat masalah ini secara serius. Sudah saatnya kita melihat perubahan pada dunia model dan mode. Setiap orang perlu diwakili," ujar Chelsey Jay.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR