Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil meluncurkan program baru bernama Gerakan Pungut Sampah di Lapangan Tegalega, Kota Bandung, Senin (23/6).
Kegiatan tersebut diikuti sekitar 1.000 warga yang berasal dari 40 komunitas, Muspida, Instansi Swasta, TNI, Polri, dan unsur kewilayahan dari seluruh kelurahan dan kecamatan se-Kota Bandung.
Pria yang akrab disapa Emil ini menjelaskan, Gerakan Pungut Sampah merupakan program untuk mengubah kultur masyarakat untuk lebih mencintai Kota Bandung. "Perubahan kultur dari yang biasanya cuek, biasanya buang sampah sembarangan, kultur yang biasa pasif menjadi aktif untuk mencintai kebersihan," kata Emil saat ditemui seusai peluncuran.
Untuk sementara, kata Emil, gerakan ini akan diterapkan tiga hari dalam satu minggu, yaitu pada setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat. Dia berharap, anak-anak dan remaja yang mengikuti kegiatan ini bisa mengubah aksi memungut sampah di lingkungan sekitar menjadi sebuah budaya rutin.
"Kuncinya mulai dari pemimpinnya hingga warganya harus mulai melakukan hal yang sama (pungut sampah). Kita sudah komitmen hari ini, Senin, Rabu, dan Jumat kita luangkan waktu 10 sampai 30 menit untuk memungut sampah di lingkungan terdekat kita," kata Emil.
Demi memantau jalannya program Gerakan Pungut Sampah di level pelajar, setiap siswa SD hingga SMA juga bakal dibekali sebuah buku saku. "Anak-anak sekolah ini nanti dikasih buku saku. Setiap dia pungut sampah, buku itu akan dicap dan ditandatangani oleh kepala sekolahnya atau wali kelas," kata Emil.
Emil melanjutkan, Gerakan Pungut Sampah di Kota Bandung adalah salah satu upaya untuk warga kota membiasakan diri untuk menjaga kebersihan di lingkungannya dengan cara menyediakan waktu 10 hingga 30 menit untuk memungut sampah di lingkungan sekitar.
"Jaraknya 100 hingga 300 meter mudah-mudahan ini jadi cara baru untuk masyarakat Kota Bandung agar mencintai kotanya. Saya kira sederhana," ucap dia.
Emil khawatir, jika gerakan ini tidak dimulai sekarang, masalah sampah-sampah di Kota Bandung tidak akan selesai. "Karena pemerintah tidak bisa mengurusi yang sifatnya rutin seperti sampah ini," ujar Emil.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR