Badan PBB yang menangani kebudayaan, UNESCO, Senin (23/6), menolak upaya Australia mencabut status "warisan dunia" untuk belantara Tasmania.
Delegasi komite warisan dunia UNESCO menolak permintaan Australia tersebut dalam pertemuan di Doha, Qatar, di tengah pertemuan yang membahas penambahan dan perubahan daftar keajaiban budaya dan alam.
Pemerintahan konservatif Australia meminta UNESCO mencabut status 183.000 hektar hutan di Tasmania dari daftar warisan dunia. Australia mengklaim kawasan tersebut sudah tidak murni.
Kawasan yang dipersoalkan Australia tersebut merupakan salah satu hamparan terakhir beriklim gurun di dunia, dengan mencakup 20 persen kawasan berupa hutan atau hampir 1,4 juta hektar.
Perdana Menteri Australia Tony Abbot berkeyakinan bahwa hutan tertutup sudah terlalu banyak dan hal ini mendukung akses yang lebih banyak bagi para penebang.
Area yang dimintakan keluar dari daftar warisan dunia tersebut merupakan bagian dari 120.000 hektar lahan yang ditambahkan tahun lalu sebagai bagian hutan belantara Tasmania oleh pemerintahan Partai Buruh, era sebelum Abbot, dan disebut sebagai puncak perjuangan pegiat lingkungan setempat.
Sekitar 5.000 orang berunjuk rasa menentang usaha Australia untuk mengeluarkan wilayah itu dari daftar warisan dunia, Sabtu (14/6), di depan gedung parlemen Negara Bagian Tasmania di Hobart.
UNESCO sebelumnya juga sudah memperingatkan Australia bahwa situs lain di negara itu yang masuk daftar warisan dunia, Great Barrier Reef, terancam punah jika tak ada upaya tambahan untuk melindunginya.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR