Munirwan meletakkan pesawat menantang arah angin. Dia melakukan pengecekan pada komputer, mengklik beberapa bagian di layar monitor untuk menentukan arah terbang lalu menentukan ketinggian jelajah pesawat .
Menurutnya, pesawat drone harus lepas landas dengan melawan arah angin. Kalau tidak, angin akan membuat pesawat susah dikendalikan. Salah-salah, sebelum terbang jauh pesawat bisa kehilangan kendali dan terjatuh.
Rekan satu tim Munirwan mengacungkan jempol tanda perangkat darat sudah siap. Seorang anggota tim lainnya bersiap mengangkat pesawat dan mendorongnya untuk dilepaskan. Munirwan juga sudah siap pada posisinya sebagai pemegang remot kontrol.
Uji coba penerbangan drone di laut memang baru kali itu dilakukan oleh Tim Fauna Flora International Indonesia Programme (FFI IP) di Aceh.
Pendaratan tak sempurna pagi itu telah merobek sisi kanan sayap pesawat.
Penerbangan itu ditujukan untuk memantau pergerakan dugong atau duyung (Dugong dugon). Duyung merupakan salah satu dari jenis mamalia besar yang hidup di laut. Satwa laut ini kerap dijumpai di wilayah Indo-Pasifik.
“Penerbangan ini merupakan satu peluang untuk mengetahui keberadaan satwa tersebut. Walaupun belum mendapatkan foto dan video udaranya, tim ini akan berupaya melakukan kajian kecil untuk memantau pergerakannya. Belum banyak informasi tentang satwa ini di Sumatera,” papar Munirwan.
Disinyalir perairan laut Aceh bagian utara menjadi lokasi perkawinan duyung. Menurut Ketua Yayasan Lamjebat, Linda North yang tinggal di Ujong Pancu, duyung kerap terlihat di perairan ini untuk kawin. “Kalau kawin, biasanya mereka mencari tempat-tempat dangkal dan berbatu karang. Setelah itu mereka kembali ke laut,” katanya.
Linda menjelaskan duyung kerap terlihat berenang berpasangan di sekitar pulau-pulau kecil berkarang bagus di wilayah itu. Padang lamun yang luas di perairan Ujong Pancu menjadi tempat yang nyaman untuk kehidupan dugong.
“Mereka memakan rumput lamun. Jadi kondisi lamun yang sehat akan menantukan keselamatan mereka. Kalau lamun dirusak, maka mereka akan mencari tempat hidup baru,” Papar Linda.
Padang lamun di Aceh tersebar di beberapa titik, diantaranya Ujong Pancu dan Krueng Raya.
Linda sudah melakukan penyelamatan ekosistem laut setelah tsunami 2004. Dia menanam ribuan pohon bakau untuk menjaga kondisi laut tetap stabil. Hutan mengrove menurutnya turut menetukan kesehatan padang lamun yang berada antara pantai dengan laut lepas.
“Sama juga dengan satwa liar di daratan, mereka akan mencari tempat yang menyediakan makanan cukup,” tandasnya.
Duyung juga melakukan migrasi, jelas Linda. Jenis ini kerap melakukan perjalanan ke lepas laut Andaman di utara pulau Sumatera. Mereka terbiasa dengan suhu air laut yang hangat.
Duyung, kata Linda, mengembara sepanjang waktu. Mereka kerap tertangkap jala nelayan. “Untungnya nelayan disini tidak membunuh atau mengkonsumsi mereka. Dugong dibiarkan lepas kembali dan tidak diganggu.”
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR