Publik di Jerman tidak terlalu menganggap serius aksi penyanyi Indonesia, Ahmad Dhani, yang mengenakan pakaian yang mirip seragam Nazi.
Hal ini disampaikan Berthold Damshauser, pengajar di Universitas Bonn, setelah berita tentang Dhani dimuat oleh media Jerman, Spiegel, edisi online, hari Selasa (24/6).
"Ada sekitar 50-60 orang yang mengomentari berita ini dan rata-rata menganggapnya sebagai hal yang lucu. Mereka menyimpulkan orang-orang di Indonesia dan juga banyak negara lain, tidak memiliki pengetahuan yang mendalam tentang sejarah Jerman," kata Damshauser kepada BBC Indonesia, Rabu (25/6).
Apakah publik Jerman akan kecewa atau marah bila simbol Nazi dipakai di negara lain?
"Mereka tidak akan marah. Mereka hanya akan geleng-geleng kepala saja. Publik Jerman paham bahwa semakin jauh letak negara dari Jerman, makin kecil pemahaman mereka tentang sejarah Jerman," kata Damshauser.
Dhani mengenakan baju hitam yang mirip seragam Nazi ini untuk video yang ditujukan untuk menggalang dukungan bagi capres-cawapres Prabowo-Hatta.
Larangan simbol Nazi
Juru bicara tim Prabowo-Hatta, Sudrajat, menyatakan bahwa seragam Dhani ini mestinya dilihat dari sisi ekspresi seni.
"Itu cuma dekorasi saja. Orang punya kebebasan untuk memakai kostum menurut seleranya, walaupun tidak otomatis bermaksud mempunyai citra tersendiri terhadap kostum itu," kata Sudrajat.
Di Jerman mengenakan simbol-simbol Nazi termasuk tindak pidana.
Damshauser menjelaskan di Jerman ada sebagian kecil kalangan yang suka dengan Nazi dan mereka kadang mereka juga mengenakan simbol-simbolnya.
"Tapi mereka memakai simbol itu tidak utuh, hanya sebagian, untuk menghindari hukum," kata Damshauser.
Professor Bernhard Dahm dari Universitas Passau mengatakan kasus Dhani ini jika terjadi di Jerman akan berdampak sangat besar.
"Jika dalam kampanye calon memakai alat ini (simbol Nazi), ia akan langsung ditinggalkan. Orang-orang masih ingat dengan akibat yang dilakukan Nazi di sejarah Jerman, terutama bagi mereka yang hidup di era Nazi," kata Dahm.
"Kalau sekarang ada sejumlah kecil anak-anak muda di Jerman yang diam-diam mengagumi dan memakai simbol Nazi, mereka akan dinilai sebagai orang-orang yang bebal," katanya.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR