"Tujuh sepatu disimpan dalam toples di sebuah kuil Mesir di Luxor, dimana terdapat tiga pasang sepatu dan satunya lagi belum ditemukan pasangannya," tulisnya. Dua pasang sepatu diduga dikenakan oleh anak-anak, berdasarkan panjangnya yang hanya sekitar 18 sentimeter.
"Sepatu itu menggunakan tali ijuk, sepatu anak diikat menjadi satu di dalam satu sepatu lain yang ukurannya lebih besar (dimaksudkan untuk orang dewasa), kemudian dimasukkan ke dalam toples" tulis Jarus.
"Sepasang sepatu lainnya berukuran 24 cm, ukuran yang cukup besar dan jelas digunakan untuk orang dewasa," tambahnya. André Veldmeijer, mengemukakan bahwa, "temuan sepatu itu luar biasa karena sepatu itu dalam kondisi murni dan masih lentur saat ditemukan".
André Veldmeijer menulis laporannya pada JSTOR: The Journal of the American Research Center in Egypt (JARCE), berjudul Studies of Ancient Egyptian Footwear. Technological Aspects. Part II. Wooden Pattens from Ottoman Qasr Ibrim. Tulisannya dipublikasikan pada 2006.
Baca Juga: Unik, Kerangka dari Abad Pertengahan Ditemukan Memakai Sepatu Bot
"Sayangnya setelah digali sepatu menjadi rapuh dan sangat rapuh," tambahnya. Analisis Veldmeijer menunjukkan, bahwa sepatu itu mungkin buatan luar negeri dan harganya relatif mahal.
Bagi masyarakat Mesir kuno, sepatu adalah alas kaki yang cukup penting dalam status sosial. "Semua orang akan melihat Anda dan itu akan memberi Anda lebih banyak status karena Anda memiliki sepasang sepatu mahal," imbuhnya.
Mengapa sepatu-sepatu itu ditinggalkan di kuil, pada zaman kuno dan tidak diambil adalah sebuah misteri. "Tidak ada alasan untuk menyimpannya tanpa niat untuk mendapatkannya kembali di beberapa titik," tulis Veldmeijer.
"Mungkin ada semacam kerusuhan yang memaksa pemilik sepatu untuk menyimpannya dan melarikan diri. tergesa-gesa," tambahnya. Sepatu itu terbuat dari kulit, yang kemungkinan besar berasal dari sapi.
Baca Juga: Unik, Kerangka dari Abad Pertengahan Ditemukan Memakai Sepatu Bot
Hal yang paling mengejutkan adalah bahwa sepatu yang disembunyikan itu memiliki apa yang disebut pembuat sepatu sebagai rand. Sampai sekarang dianggap sebagai perangkat yang pertama kali digunakan di Eropa abad pertengahan.
"Rand adalah strip kulit terlipat yang akan berada di antara sol sepatu dan bagian atas, memperkuat jahitan karena bagian atas sangat rentan robek di lubang jahitan," jelasnya.
Perangkat ini akan berguna dalam cuaca berlumpur saat sepatu berada di bawah tekanan, karena membuat jahitannya jauh lebih tahan terhadap air. Iklim Mesir kuno yang kering dan umumnya tidak berlumpur, menunjukkan bahwa sepatu ini adalah inovasi yang mengejutkan. Bukti itu juga cukup membuktikan bahwa sepatu itu dibuat di suatu tempat di luar negeri dan diimpor ke Mesir Kuno.
Temuan aneh lainnya datang dari sepasang sepatu dewasa. Dia menemukan bahwa sepatu kiri memiliki lebih banyak tambalan dan bukti perbaikan daripada sepatu di sebelah kanan. "Sepatu itu terkena tekanan yang tidak seimbang, menunjukkan bahwa orang yang memakainya berjalan dengan pincang, jika tidak, keausannya akan jauh lebih seimbang," lanjut Veldmeijer. "Sepatu ini adalah komoditas yang sangat berharga," pungkasnya.
Baca Juga: Sepatu Berusia 2.300 Tahun Ditemukan Masih Utuh di Pegunungan Altai
Source | : | Live Science,JSTOR |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR