Kualitas pemain kini tidak cukup untuk mengantarkan sebuah negara memenangkan Piala Dunia. Kemenangan tim Jerman dalam kompetisi sepak bola paling besar yang digelar di Brasil Juni-Juli 2014 ini menunjukkannya. Strategi kemenangan Jerman di Piala Dunia tak lepas pula sains.
Jerman mempermalukan Brasil dengan skor 7-1 dalam pertandingan babak semifinal. Dalam babak final, Jerman berhasil mengalahkan tim dari negara yang tak kalah tangguh permainan sepak bolanya, Argentina.
Apa kunci kemenangan Jerman dalam Piala Dunia 2014? Jawabannya, penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membantu menganalisis performa pemain dan menentukan strategi permainan.
Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh Jerman bisa dilihat dalam dua hal, yakni penggunaan Big Data untuk menganalisis permainan dan menentukan strategi serta program latihan inovatif yang berfungsi meningkatkan performa pemain.
Tim Jerman yang disponsori oleh Adidas dan Daimler, seperti dikutip Wall Street Journal, Kamis (10/7), menggunakan solusi Big Data dari SAP. Solusi berupa sebuah tool bernama Match Insight.
Bekerja sama dengan 50 mahasiswa Universitas Olahraga Cologne, tim Jerman mengumpulkan data dari setiap tim lawan sebelum dan selama Piala Dunia, mulai dari pemain hingga strategi permainan yang dikembangkan, bahkan setiap artikel di koran tentang permainan lawan.
Para mahasiswa yang direkrut sendiri merupakan penggemar sepak bola. Sebelum mereka diberi hak untuk mengumpulkan dan menganalisis data, mereka diminta bersumpah untuk menjaga kerahasiaan data.
Dengan solusi itu, Jerman, misalnya, menganalisis permainan Brasil dalam empat tahun terakhir. "Kami punya data permainan Brasil tanpa Silva dan Neymar," kata Olivier Bierhoff, manager tim Jerman, dalam wawancara dengan ESPN Selasa (8/7) lalu.
Match Insight juga membantu tim Jerman melakukan evaluasi. Perangkat itu terhubung dengan kamera di lapangan yang bisa merekam pertandingan. Video rekaman berdurasi singkat bisa dikirim kepada pemain lewat perangkat mobile.
Bierhoff mengatakan, "Pemain mendapatkan beberapa contoh hal baik dan buruk yang dilakukan setiap pertandingan usai. Mereka bisa melihat kapan pun serta bisa juga mengecek data performa permainan."
Bukti bahwa Match Insight membantu, selain dalam kemenangan telak melawan Brasil, adalah saat bertanding melawan Prancis. Tim Jerman menjadi tahu, selama pertandingan, tim Prancis cenderung terkonsentrasi di tengah tetapi lemah di bagian sayap. Celah itu digunakan untuk menyerang.
Tak cuma Match Insight. Jerman, seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (12/7), juga menjadi satu-satunya tim yang menggunakan pelacak GPS untuk mendeteksi gerakan dan vitalitas pemain. Dengan itu, mereka meminimalisasi risiko cedera.
Selain perangkat lunak, Jerman juga menggunakan wawasan biologi dan kedokteran untuk meningkatkan performa pemain. Sebelum Piala Dunia, tim Jerman mengadakan latihan selama 10 hari di Alpen, Italia.
Mengapa Alpen? Wilayah itu berada pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Latihan di tempat itu akan memicu produksi hemoglobin, molekul yang membawa oksigen dalam peredaran darah. Dengan hemoglobin lebih banyak, pemain memiliki ketahanan lebih tinggi.
Delapan hari sebelum pertandingan, tim Jerman menuju tempat tinggal sementara mereka di Brasil di wilayah dekat Porto Seguro. Di sana, mereka punya tempat tinggal sementara dengan kapasitas 60 kamar yang dibangun setahun lalu oleh pengembang Hirmer Immobilien GmbH & Co.
Mengapa mereka tinggal di sana, tidak di hotel? Di tempat itu, tim Jerman belajar beradaptasi dengan kondisi tropis yang lembab. Sebelum Piala Dunia kali ini, Jerman belum memenangkan pertandingan yang digelar di Amerika Latin.
Langkah Jerman kali ini boleh jadi menandai era baru dalam pertandingan olahraga. Dalam pertandingan olahraga masa depan, bukan cuma kekuatan pemain yang diadu, melainkan juga kedigdayaan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR