Para pejabat intelijen AS mengatakan bahwa pemberontak pro-Rusia kemungkinan menembak pesawat Malaysia Airlines yang jatuh di Ukraina timur pekan lalu karena mengira penerbangan MH17 itu sebagai pesawat lain.
Mereka mengatakan meski Rusia diketahui mempersenjatai pemberontak dan menciptakan kondisi untuk serangan peluru kendali, belum ada bukti mengenai peran Rusia dalam jatuhnya pesawat itu.
Sementara itu, jenazah pertama yang ditemukan dari pesawat Malaysia Airlines yang jatuh di Ukraina pada pekan lalu akan diterbangkan ke Belanda untuk identifikasi dan akan tiba hari ini (23/7).
Hari berkabung untuk menandai musibah ini diadakan selama satu hari, setelah lebih dari lima hari setelah pesawat itu jatuh di daerah yang dikuasai pemberontak di timur Ukraina.
Tidak masuk akal
Pesawat itu jatuh di daerah yang dikuasai pemberontak setelah sebelumnya ditembak rudal pada tanggal 17 Juli dan menewaskan seluruh penumpang di dalamnya yang berjumlah 298 orang, kebanyakan dari mereka berkebangsaan Belanda.
Upaya untuk untuk menemukan sejumlah jenazah yang tersisa dan mengamankan bukti-bukti penting masih terus dilanjutkan.
Rusia telah berulang kali mengatakan bahwa pasukan pemerintah Ukraina yang harus disalahkan atas serangan itu, namun para pejabat AS mengatakan bahwa klaim Rusia itu "tidak masuk akal".
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR