Seorang sumber dari jajaran manajemen maskapai penerbangan Aljazair, Air Algerie, Kamis (24/7), mengatakan, pesawat yang hilang itu adalah jenis DC-9 dan membawa sekitar 110 orang penumpang dari berbagai negara.
Sumber itu menambahkan, kontak dengan pesawat dengan kode penerbangan AH5017 itu hilang ketika pesawat tersebut masih berada di wilayah udara Mali dan sedang mendekati perbatasan Aljazair.
"Pesawat itu tidak jauh dari perbatasan Aljazair saat kru meminta izin untuk mengalihkan rute karena buruknya jarak pandang dan untuk menghindari kemungkinan tabrakan dengan pesawat lain yang melayani rute Algiers-Bamako," ujar sumber itu.
Kontak dengan pesawat tersebut hilang setelah permintaan perubahan rute dikabulkan pengawas lalu lintas udara.
Sementara itu, manajemen Air Algerie lewat sebuah pernyataan singkat yang dikutip kantor berita Aljazair APS mengakui bahwa salah satu pesawatnya telah hilang kontak.
"Pengawas lalu lintas udara telah kehilangan kontak dengan sebuah pesawat Air Algerie pada Kamis, 50 menit setelah lepas landas dari Ouagadougou menuju Algiers," demikian pernyataan tersebut.
Masih menurut pernyataan itu, manajemen Air Algiers sudah menggelar rencana darurat untuk memastikan nasib AH5017 yang menerbangi rute Algiers-Ouagadougou yang memakan waktu empat jam itu.
Salah satu kecelakaan pesawat udara terburuk di Aljazair adalah saat sebuah pesawat angkut militer Hercules C-130 di wilayah pegunungan sebelah barat daya negeri itu.
Insiden yang terjadi pada Februari lalu itu menewaskan 70 dari 78 orang penumpang pesawat naas tersebut. Sebelumnya pada Maret 2003, sebuah pesawat milik Air Algerie jatuh di wilayah Tamanrasset di wilayah selatan negeri itu.
Pesawat itu jatuh saat baru lepas landas setelah salah satu mesinnya meledak. Insiden itu menewaskan 102 orang dan satu orang selamat, yaitu seorang personel militer Aljazair.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR