Studi baru membuktikan bahwa orang yang kurang tidur dapat meningkatkan perkembangan ingatan palsu, dimana dalam situasi tertentu terjadi percampuran antara kenyataan dengan imajinasi, bahkan "mengingat" kejadian yang belum terjadi sekalipun. Ingatan palsu terjadi ketika otak manusia mendistorsi bagaimana mereka mengingat peristiwa masa lalu. Memori bukanlah rekaman tepat dari peristiwa masa lalu, justru kenangan baru muncul ketika seseorang mengingat kembali peristiwa masa lalu tersebut, kata Steven Frenda, Ph.D. psikologi mahasiswa di University of California, Irvine, yang terlibat dalam penelitian ini.
Dalam studi sebelumnya, Frenda dan rekan-rekannya mengamati bahwa orang-orang dengan jam tidur terbatas (kurang dari 5 jam per malam) lebih memungkinkan untuk memasukkan informasi yang salah ke dalam kenangan foto tertentu, dan laporan mereka telah melihat rekaman video dari acara berita yang tidak terjadi. Dalam studi yang saat ini sedang dikerjakan, mereka ingin melihat bagaimana kurang tidur dapat memengaruhi ingatan seseorang.
Para peneliti menggunakan proses yang disebut "pengkodean peristiwa" untuk mengeksplorasi efek tidur pada memori: Pertama, mereka menunjukkan 100 siswa, yang beberapa di antaranya tidur dari tengah malam hingga 8 pagi, dan yang lain tetap terjaga sepanjang malam. foto seorang pria menyelipkan dompet ke dalam saku jaketnya wanita. Pengujian ini dibantu dengan sebuah foto seorang pria menyelipkan dompet ke dalam saku jaket wanita. 40 menit kemudian para siswa salah mempersepsikan foto tersebut. Mereka mengatakan bahwa pria tersebut menaruh dompet di saku celananya daripada jaketnya.
"Kami menemukan bahwa dibandingkan dengan peserta yang tidur, peserta yang kurang tidur lebih mungkin mengingat kejadian palsu," kata Frenda.
Penulis | : | |
Editor | : | Dini |
KOMENTAR