Perbedaan kecil lainnya terletak pada tiga ikatan kayu birch bengkok, tali kulit, dan sumbat kayu yang masuk melalui lubang pada bijakan untuk papan baru. Papan ski lama hanya memiliki masing-masing satu ikatan kayu birch bengkok dan tali kulit yang melalui lubang.
Menariknya, tulis Pilø, ski baru memiliki tanda-tanda perbaikan dan digunakan dengan baik, meski ada sedikit bagian belakang yang hilang.
Pilø menambahkan, "Ski tidak sama identik, tetapi kita seharusnya tidak begitu mengharapkannya. Ski buatan tangan, tidak diproduksi secara massal."
Baca Juga: Misteri 61 Tato di Tubuh Otzi, Mumi Manusia Es Berusia 5.300 Tahun
"Mereka memiliki sejarah pemakaian dan perbaikan yang panjang dan individual sebelum pemain ski Zaman Besi menggunakannya bersama-sama dan mereka berakhir di es 1.300 tahun yang lalu."
Papan ski yang baru ditemukan ini mengajukan pertanyaan bagi Pilø dan tim, terkait kepemilikannya di masa lalu. Dia masih berspekulasi bahwa papan ini bisa saja milik musafir, pemburu, atau keduanya.
Alasan mengapa papan ini ditinggalkan, mungkin saja karena rusak atau ada kecelakaan. Jika karena kecelakaan, apakah penggunanya mati dalam longosran salju? Untuk mendapatkan jawaban yang memuaskan, saat ini mereka sedang melakukan pengamatan lebih lanjut.
Baca Juga: Pengguna Ski Pertama
Temuan artefak kuno di salju membawa pengertian untuk kita tentang perubahan iklim, yang mana es dan salju mencair dan mengungkapkan rahasia mereka. Tak hanya pada papan ski kali ini, sebelumnya National Geographic Indonesia juga mengabarkan jejak rute dagang bangsa Viking.
"Sebagian besar temuan yang muncul dari pencairan es yang disebabkan oleh perubahan iklim bukan dari gletser yang bergerak, yang cenderung destruktif dan menghancurkan benda-benda, tetapi dari lapisan es besar, yang surut dan mengalir," terang Birt Solli, seorang arkeolog dan profesor di Oslo University pada the Guardian.
Dia menambahkan, beberapa lapisan es mengandung salju yang turun lebih dari 10.000 tahun yang lalu. Artinya salju juga menawarkan data iklim dengan cara yang sama seperti inti es glasial.
Baca Juga: Es yang Mencair di Norwegia Ungkap Jejak Rute Dagang Bangsa Viking
Source | : | The Guardian |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR